About

Information

Jumat, 15 Februari 2013

Nasional ( Korupsi ), Jumat 15 Februari 2013

Jumat, 15 Februari 2013 - 10:38:14 WIB
Parpol Korupsi, Bukti Nilai-nilai Pancasila Tergerus
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Korupsi 


Komhukum (Jakarta) - Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina MSi menyatakan, prahara dialami banyak partai politik yang terbelit korupsi merupakan dampak tidak terinternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Dalam kacamata sosiolog, nilai-nilai dalam Pancasila itu merupakan elemen dasar di masyarakat yang menjadi panduan atau acuan masyarakat untuk bertindak, katanya di Jakarta, Jumat (15/02).

"Secara teori kita menganut kolektivisme, akan tetapi dalam praktik dan perbuatan yang diterapkan khususnya bagi elit politik adalah memperkuat individualisme dan partikularisme," ujarnya.

Kemudian, secara teoritis membela demokrasi sosial, tetapi dalam realitasnya justru menerapkan semangat demokrasi liberal, kata Nia yang juga anggota Kelompok Peneliti Studi Perdesaan Universitas Indonesia (UI) itu.

Ia menegaskan bahwa parpol hakikatnya alat untuk menyusun pendapat umum secara teratur agar rakyat belajar merasakan tanggungjawabnya sebagai pemangku negara dan anggota masyarakat, namun parpol sekarang dijadikan tujuan dan negara sebagai alatnya.

Padahal itu suatu tindakan yang immoral dan bertentangan dengan Pancasila, kata dia lagi.

"Saya kira parpol sekarang dominan mengasuh para kadernya untuk melunturkan karakter," ujar Sekretaris Program Ilmu Sosiologi Unas itu pula.

Dalam kondisi tersebut, menurut dia, orang masuk parpol bukan karena keyakinan, akan tetapi karena ingin memperoleh jaminan.

Realitas ini, kata dia, tidak heran membuat para pemimpin atau pejuang idealis menjadi tertunda kebelakang, dan manusia dan para pemimpin yang hanya mencari untung dan menjadi pragmatis maju ke depan.

"Jadi, masyarakat Indonesia harus insyaf akan hal ini. Supaya jangan mengirim lagi wakil-wakil di parlemen yang tidak bisa mewujudkan cita-cita bangsa dan melupakan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan politik dan moralitasnya," demikian Nia Elvina. (K-5/el)

0 komentar:

Posting Komentar