About

Information

Jumat, 08 Februari 2013

Nasional ( Politik ), Jumat 08 Februari 2013

Jumat, 08 Februari 2013 - 12:34:36 WIB
Pengamat : SBY "Harakiri", Anas Selesai!
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik 


Komhukum (Jakarta) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kini sedang  memanggul beban berat setelah Partai Demokrat dilanda prahara dengan berbagai persoalan bangsa. Dalam menghadapi hal ini, SBY dituntut memikirkan dan mencari solusi yang elegan dan tepat terkait kisruh di Partai berlambang mercy itu.

Fenomena kegaduhan yang melanda Partai yang menjadi jawara di Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 ini ditandai dengan adanya iklim saling menyerang para elite di internal partai dan disusul dengan hasil survei sebuah lembaga yang menempatkan Partai Demokrat sebagai tim medioker. 

Di tengah arus kekisruhan yang telah membahana di publik, para kader meminta SBY menyelamatkan partai biru itu menjelang Pemilu 2014 agar tidak terjun bebas. Salah satu usulannya adalah mengganti Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Anas Urbaningrum.

SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Kamis (7/02) malam, SBY telah memanggil empat menteri dari Demokrat: Menteri Energi dan Sumber daya Mineral Jero Wacik, Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin dan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. 

Hari ini, SBY juga berencana memanggil seluruh anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat. SBY segera memutuskan solusi untuk partainya.

Menanggapi hal itu, Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro memperkirakan, SBY akan mempertimbangkan secara proporsional semua suara sumbang yang diterimanya di internal partainya serta tidak mengambil keputusannya secara sepihak. 

Hal ini bertolak dari latar belakang SBY yang dikenal sebagai ahli strategi di korps militer. Dengan demikian Zuhro yakin sebagai ahli strategi memungkinkan SBY bisa membaca kekuatan politik di internal maupun eksternal.

"SBY ahli strategi, ia akan membaca kekuatan politik. Tidak mungkin SBY melangkah konyol," kata Siti Zuhro kepada salah satu televisi swasta yang dipantau Komhukum.com, Jumat (8/02).

Menurutnya, SBY akan mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki partai sehingga tidak gegabah mengubah struktur partai.

Sebab  selama ini jalinan komunikasi antara Ketua DPP dengan ribuan DPC sudah bagus. Tapi, untuk kali ini kunci yang bisa mengikis prahara di tubuh Demokrat adalah koordinasi antara Anas dengan SBY.

"Dia akan mempertimbangkan kekuatan. Di tataran koordinasi antara Anas dan DPD, DPC mungkin oke, kuncinya ada pada koordinasi antara Anas dengan SBY. Bagaimana menimbulkan komunikasi yang harmonis kembali," ujar Zuhro.

Kedudukan Anas memang kuat karena ia adalah ketua umum partai. Tapi, kata Zuhro, SBY pun seperti ketua umum karena ia mengepalai tiga sayap struktur Partai Demokrat, yakni Ketua Dewan Pembina, Ketua Majelis Tinggi, dan Ketua Kehormatan Partai.

"Jadi semua dipegang. Secara de facto, SBY juga ketua umum," tegasnya.

Menurutnya, budaya internal politik Partai Demokrat tidak meletakkan ketua umum dalam posisi sentral. Posisi sentral ada di SBY. 

Zuhroh memprediksi akan ada kesepakatan antara SBY dan Anas yang mengarah perbaikan struktur partai, namun bukan berarti 'harakiri' (bunuh diri) partainya. "Ada kemungkinan kesepakatan, arah yang menuju partai modern yang menjadi pilar demokrasi," tambahnya.

"SBY sangat hati-hati dan tidak pernah harakiri, jika dia harakiri berarti Anas selesai. Dia (SBY) tidak akan memenggal seperti itu,  ia akan memberi alternatif bagaimana Anas tetap berperan penting, namun tetap di bawah SBY," terangnya lagi. (K-5/el)

0 komentar:

Posting Komentar