About

Information

Selasa, 19 Februari 2013

Nasional ( Politik ), Selasa 19 Februari 2013

Selasa, 19 Februari 2013 - 07:53:03 WIB
Utamakan Tokoh Populer, PDIP Buka Pencalegan
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik 


Komhukum (Jakarta) - Wakil Sekjen DPP PDIP Eriko Sotarduga mengatakan untuk komposisi caleg sudah ada mekanisme baku. DPP PDI Perjuangan mempersilahkan semua anggota DPR untuk ikut mendaftarkan lagi sebagai caleg di Pemilu 2014.

Hanya mereka tidak serta-merta dan otomatis bakal lolos sebagai caleg dan masuk daftar calon tetap (DCT) karena ada dua pertimbangan penting yang sangat menentukan.

“Keputusan akhir mengenai dapil yang sesuai untuk yang bersangkutan ditentukan oleh DPP berdasarkan setidaknya dua hal, yakni hasil psikotes dan kinerja,” katanya kepada Komhukum.com di Jakarta, Selasa (19/02).

Menurut dia, dari hasil psikotes dan kinerja, DPP bisa menilai dapil tertentu apakah cocok dengan caleg yang bersangkutan atau tidak. Partai juga melihat bagaimana tingkat kesulitan dan persaingan yang ada di dapil tersebut.

Karena itu, ada pertimbangan juga kader partai yang populer dan pengurus sentral yang dipercaya mampu meraih dukungan besar akan disiapkan di dapil-dapil yang partai lain juga memasang figur kuat.

Sementara itu, kalangan partai menengah yang stok figur populernya terbatas lebih mengandalkan perolehan suara merata di setiap dapil. Mereka berharap akan mendapatkan kursi dari sisa suara karena sistem kuota dengan penghitungan habis di dapil mereka lebih diuntungkan.

“Semua dapil kita anggap penting, dan dapil mana yang punya peluang untuk dapat itu yang harus dipertajam,” ungkapnya.

Pendapat senada disampaikan fungsionaris DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Yani. Menurut dia, di PPP cukup banyak figur yang punya potensi besar terpilih dalam pemilu nanti.

Dari segi struktur, mesin partai sangat merata di semua dapil. Selain itu, tentunya harus ditopang oleh tokoh utama partai untuk dipasang di dapil strategis yang berpotensi meraup suara besar.

Langkah partai politik lebih mengutamakan figur partai dibanding mesin partai bisa dimaklumi. Pasalnya, pemilu legislatif sejak tahun 2009 telah mengakui sistem proporsionalitas terbuka. Karena itu, keberadaan tokoh populer sangat berpengaruh. (K-2/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar