About

Information

Selasa, 19 Februari 2013

Nasional ( Politik ), Selasa 19 Februari 2013

Selasa, 19 Februari 2013 - 10:28:18 WIB
Kepercayaan Publik Makin Suram Pada Presiden SBY
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik 


Komhukum (Jakarta) – Publik mengaku khawatir negara tidak lagi terurus jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih terus mengurusi partai politik. Kekhawatiran ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI).

Pengamat politik Universitas Lampung Arizka Warganegara menilai hasil survei LSI adalah realitas yang dirasakan masyarakat. Menurutnya, campur tangan SBY di Partai Demokrat memang akan membuat fokus SBY terbagi.

Arizka mengatakan tanpa pengambilalihan partai pun masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja SBY. Karena itu, seharusnya SBY lebih fokus mengurus kinerja. Sebab, kinerja yang baik sebenarnya akan berdampak juga pada elektabilitas Demokrat.

Bahkan, para pemilih SBY sebagai presiden dalam Pemilu 2009 lalu pun menyatakan hal yang sama. Dalam survei LSI terhadap pemilih SBY itu terlihat, sebanyak 65,50% responden mengaku khawatir atas sikap SBY yang kini lebih mengurusi partai politik (parpol). Mereka khawatir langkah SBY mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat melalui Majelis Tinggi akan mengakibatkan negara tidak terurus.

“Hanya 24,50% pemilih SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang masih percaya SBY bisa fokus menjalankan tugasnya. Sisanya sebanyak 10% menjawab tidak tahu,” tandasnya di Jakarta, Selasa (19/02).

Seperti diketahui, LSI melakukan survei dengan  pengumpulan data yang  dilakukan pada 11–14 Februari 2014. Metode yang digunakan dalam survei ini adalah multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebanyak 1.200.

Teknik survei menggunakan wawancara handset (quick poll) dengan margin of error kurang lebih 2,9%. Selain dikhawatirkan pemilihnya, langkah SBY yang mengambil alih roda kepemimpinan Partai Demokrat dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga diyakini publik secara umum akan mempengaruhi kinerjanya sebagai presiden.

“Hanya 32,67% publik yang yakin bahwa aksi turun tangan SBY mengurusi Partai Demokrat tidak akan mengganggu tugas dan tanggung jawabnya selaku presiden. Sebanyak 67,33% responden menjawab aksi SBY itu mempengaruhi kinerja SBY sebagai presiden,” paparnya.

Publik juga meragukan elektabilitas Partai Demokrat akan membaik di bawah komando langsung SBY.

Hal ini tampak dari 60,38% responden yang menyatakan tidak yakin Partai Demokrat akan membaik di bawah kendali SBY.

Adapun 27,31% responden menjawab yakin dan sisanya 12,31% responden menjawab tidak tahu. Menurut dia, dari hasil survei ini, dalam persepsi publik, pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh Presiden SBY hanya memunculkan dua ironi.

Pertama, publik semakin ragu dengan komitmen SBY dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai presiden. “Dari hasil itu tampak publik berpendapat bahwa presiden akan lebih fokus mengurusi kepentingan partai,” paparnya.

Kedua, penyelamatan partai ala SBY dinilai tidak mampu mendongkrak elektabilitas Partai Demokrat. Pada survei kali ini, LSI juga mengukur harapan publik di masa mendatang.

Hasilnya, sebanyak 91,77% responden menyatakan setuju agar presiden tidak terlibat untuk mengurusi parpol. Sisanya, sebanyak 6,01%, menyatakan tidak setuju dan 2,22% menyatakan tidak tahu.

Selain itu, publik juga tidak menginginkan presiden melakukan campur tangan dalam urusan internal parpol. Ini terlihat dari 77,85% jawaban responden terhadap variabel ini yang menyatakan setuju akan hal itu.

Sisanya, sebanyak 16,46% menyatakan tidak setuju dan 5,70% menyatakan tidak tahu. “Lalu ada yang tidak kalah penting. Kami mengukur persepsi publik terhadap keinginannya agar presiden terpilih nantinya melepaskan jabatan apa pun dari parpol,” jelasnya.

Hasilnya, sebanyak 76,43% responden setuju akan hal itu. Hanya 18,15% yang menyatakan tidak setuju dan 5,41% menjawab tidak tahu.(K-5/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar