About

Information

Kamis, 21 Februari 2013

Nasional ( Umum ), Kamis 21 Februari 2013

Kamis, 21 Februari 2013 - 05:04:59 WIB
Terdapat Masyarakat Adat Belum Mengenali Kekayaan Setempat
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 


Komhukum (Palangkaraya) - "Masih banyak masyarakat adat yang belum mengenali kekayaan wilayah adatnya. Jadi wajar jika pengelolaan kekayaan setempat itu belum maksimal," kata Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Abdon Nababan di Palangkaraya, Rabu (20/2).

AMAN menggelar Rapat Kerja Nasional Ketiga di Palangkaraya dan Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Emas, Kalimantan Tengah. Hadir ratusan perutusan komunitas adat anggota AMAN, yang mengangkat fokus RUU Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat, persiapan menuju Pemilu 2014, dan advokasi komunitas adat.

Juga membahas strategi masyarakat adat menuju "Ekonomi Hijau". Pengertian perekonomian ini menurut AMAN adalah proses pembangunan masyarakat setempat tanpa menimbulkan "residu" sosial, lingkungan, dan ekonomi tambahan.

Menurut Nababan, pendataan kekayaan setempat ini penting dilakukan. "Semisal, masyarakat adat Gunung Halimun, Jawa Barat, cenderung menganggap keindahan dan kekayaan gunung itu sangat biasa. Justru orang di luar komunitas itu yang mengerti kebaikan dan kekayaan gunung itu," katanya.

Jika dunia dan Indonesia gencar mewujudkan "Ekonomi Hijau", katanya, masyarakat adat telah melakukan itu sejak lama. Landasan pernyataan itu adalah sikap dan sifat masyarakat adat yang masih mengedepankan rasa malu jika berbuat salah atau curang, hukum adat yang masih dipegang teguh, dan wilayah adat yang jelas.

Di seluruh Indonesia, katanya, terdapat 40 juta Hektare hutan masyarakat adat. AMAN mendata 1,4 juta Hektare yang telah diserahkan ke Badan Informasi Geospasial dan mereka menargetkan 6 juta Hektare dalam status itu pada 2013.

"Bayangkan jika data itu dibarengi dengan data kekayaan setempat, material dan imaterial. Kita tidak memerlukan banyak lagi bantuan internasional, masyarakat bisa menghidupi diri sendiri dan memakmurkan diri sendiri," kata Nababan. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar