About

Information

Kamis, 21 Februari 2013

Nasional ( Umum ), Kamis 21 Februari 2013

Kamis, 21 Februari 2013 - 13:34:28 WIB
Dinkes DKI Jakarta Akui Banyak RS Tak Miliki NICU
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 


Komhukum (Jakarta) - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengakui, tidak semua rumah sakit di Jakarta memiliki fasilitas NICU. Secara keseluruhan, hanya ada 143 unit yang tersebar di RS pemerintah ataupun RS swasta.

”Sementara 1–3% kelahiran di Jakarta membutuhkan NICU atau dari 100 kelahiran, satu kemungkinan adanya kelainan dan itu membutuhkan ruangan khusus,” kata Dien Kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/02).

Bahkan Kemarin pagi, kata Dien, delapan RS yang sempat dikunjungi orang tua bayi Dera melapor ke Dinkes DKI mengenai jumlah NICU yang mereka miliki. RS Harapan Kita memiliki 12 NICU, RS Harapan Bunda 4 NICU, RS Fatmawati 3 NICU, RSCM 10 NICU, dan RS Tarakan 12 NICU.

“Sementara RS Budiasih, RS Carolus, RS Asri, dan RS Tria Dipa tidak memiliki NICU, padahal dalam keadaan darurat, rumah sakit tidak diperbolehkan menolak pasien. Tetapi dalam kasus bayi Dera, tidak ada rumah sakit yang menolak menangani. Mereka tidak punya fasilitas NICU atau NICU yang mereka miliki semua terpakai pasien bayi lainnya,” paparnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelumnya mengakui adanya lonjakan jumlah pasien seusai pemberlakuan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Salah satu imbasnya,rumah sakit kewalahan melayani pasien.

”Ada 70% masyarakat yang masuk rumah sakit, berarti kartu sehat itu dibutuhkan. Tetapi memang, rumah sakit dan puskesmas belum memadai dan daya dukungnya belum masuk ke situ,” ujar Jokowi.

Disinggung mengenai kurangnya ruang NICU, mantan wali kota Solo ini menegaskan dalam waktu dekat akan melakukan penambahan.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, kasus meninggalnya Dera salah satunya dipicu sistem data kapasitas ruangan dan pelayanan kesehatan belum terintegrasi.

“Pasien mencari sendiri tidak tahu rumah sakit mana yang mampu menangani penyakit mereka. Mereka tidak memiliki data tentang rumah sakit berkompeten. Untuk itu, perlu kita bangun sistem online dan harus dijalankan oleh semua RS di Jakarta,” ujarnya. (K-5/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar