About

Information

Rabu, 20 Maret 2013

Produksi Bawang di Sulteng 10 Ribu Ton

Rabu, 20 Maret 2013 - 00:26:17 WIB
Produksi Bawang di Sulteng 10 Ribu Ton
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis 


Komhukum (Palu) - Produksi bawang di Sulawesi Tengah saat ini sekitar 10.000 ton setiap tahunnya dan cukup untuk memenuhi kebutuhan 3,7 juta jiwa penduduk provinsi itu.

Sementara luas areal untuk pengembangan komoditas bawang merah atau biasanya disebut bawang sayur baru sekitar 1.300 hektare tersebar di 11 kabupaten dan kota di Sulteng, kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Sulteng, Muchlis Labanu.

Padahal, katanya tanpa merinci, potensi luas lahan yang ada saat ini cukup besar. Sebenarnya, petani di Sulteng bisa meningkatkan budidaya bawang merah dalam jumlah besar, tetapi selama ini masih terkendala pasar.

Para petani di Sulteng tampak masih enggan menanam bawang secara besar-besaran karena khawatir tidak laku. Selain memenuhi kebutuhan lokal, sebagian dari hasil panen petani dijual pedagang ke Kalimantan Timur.

Sekarang ini harga bawang merah berkisar Rp. 38 ribu per kilogram dan bawang putih Rp. 58 ribu per kilogram. "Harga ini sudah turun dibandingkan sebelumnya," katanya.

Bawang putih sebelumnya di pasaran sempat naik hingga mencapai Rp. 80 ribu per kilogram dan bawang merah Rp. 50 ribu per kilogram. Kenaikkan lebih disebabkan dampak dari kenaikkan harga di beberapa daerah, terutama di Pulau Jawa.

Selain kendala pasar, juga dipengaruhi sumber daya manusia (SDM) petani masih sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Selama ini petani menanam bawang hanya berdasarkan keinginan dan kemampuan modal.

Mereka bukan menanam dengan orientasi bisnis, tetapi lebih kepada sekadar bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan keperluan lainnya. "Yang penting hasil panen sudah bisa untuk konsumsi sehari-hari dan kalau lebih barulah dijual ke pasar," katanya.

Pola pikir seperti ini yang perlu diubah agar petani lebih bergairah lagi mengembangkan tanaman bawang sehingga keuangan rumah tangga mereka semakin lebih baik.

Muchlis menambahkan sebenarnya dengan harga Rp. 20 ribu per kilogram, petani sudah untung besar. "Apalagi kalau harganya seperti sekarang di pasaran mencapai Rp. 38 ribu per kilogram, tentu keuntungan lebih besar pula," katanya.

Jika dalam kondisi harga seperti itu, dan petani memiliki stok cukup banyak dipastikan menikmati hasil yang besar. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar