Senin, 01 Juli 2013 - 19:59:54 WIB
Pejabat Palestina Akui Kerry Buat Sedikit Kemajuan
Diposting oleh : Administrator
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) di Jalur Gaza bersama dengan faksi lain mendesak ditolaknya gagasan Kerry.
"Kerry, yang mengadakan pertemuan maraton dengan pemimpin Israel dan palestina mengenai dilanjutkannya pembicaraan perdamaian yang macet membuat sedikit kemajuan, tapi tak sampai membuat terobosan," kata Nabil Abu Rdeineh, pembantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sebagaimana dikutip kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Ia mengatakan selama pertemuan pada Ahad, Abbas kembali menyampaikan prasyarat bagi dimulainya kembali pembicaraan dengan Israel; berdirinya negara Palestina merdeka dengan dasar perbatasan 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya dan pembebasan orang Palestina yang ditahan oleh Israel.
Pejabat senior itu, yang menghadiri pertemuan tersebut, mengatakan Kerry memberi penjelasan kepada Abbas mengenai upaya, kontak dan pertemuannya dengan pihak Israel mengenai dilanjutkannya pembicaraan, kata Xinhua yang dipantau di Jakarta, Senin (1/06). Ditambahkannya, diplomat AS tersebut berjanji akan melanjutkan semuanya untuk menindak-lanjuti mengenai masalah yang mengganjal.
"Suatu kemajuan nyata telah dibuat, tapi kami masih menghadapi masalah lain yang harus kami kerjakan," kata Kerry kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Abbas. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Saeb Erekat, pemimpin perunding perdamaian Palestina, dan Yasser Abed Rabbo --Sekretaris Jenderal Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Terlebih lagi, Kerry telah membatalkan kunjungannya ke Uni Emirat Arab agar ia bisa memperoleh waktu lebih banyak untuk melancarkan upaya dalam menjembatani jurang pemisah antara Israel dan Palestina.
Pembicaraan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina macet total pada Oktober 2010 karena keputusan Pemerintah Israel untuk melanjutkan pembangunan permukiman setelah sempat dibekukan. Palestina sejak itu telah mengaitkan dilanjutkannya pembicaraan dengan penghentian total pembangunan permukiman Yahudi.
Palestina ingin Israel mengakui prinsip penyelesaian dua negara, yang didukung Barat, dengan dasar perbatasan 1967, menghentikan kegiatan permukimannya, dan membebaskan tahanan Palestina yang ditahan sebelum Kesepakatan Perdamaian Oslo ditandatangani pada 1993.
Pada Ahad pagi, Radio Israel melaporkan Kerry telah membuat sedikit kemajuan selama pertemuan ulang-aliknya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Abbas. Ditambahkannya, Netanyahu masih berkeras mengenai dilanjutkannya pembicaraan perdamaian "tanpa syarat" dengan Palestina. (K-5/el)
0 komentar:
Posting Komentar