Minggu, 03 Februari 2013 - 11:39:15 WIB
Petani Rambutan dan Manggis Lebak "Bergairah"
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
"Moratorium ini tentu menguntungkan petani karena produk buah-buahan bisa membanjiri pasar domistik," kata Abdulah, seorang petani rambutan warga Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak, Sabtu (2/2).
Ia mengatakan, saat ini petani mulai bersemangat kembali untuk mengembangkan perluasan tanaman rambutan pascamoratorium hortikultura impor. Sebab, wilayah Kecamatan Curugbitung merupakan sentra penghasil rambutan.
Bahkan, rambutan jenis tangkue menembus pasar Timur Tengah. "Kami yakin pendapatan petani meningkat jika buah-buah impor itu tidak ada di pasar nasional," katanya.
Menurut dia, ia dan petani lainnya kini mengembangkan tanaman rambutan jenis tangkue karena memiliki kualitas unggul sehingga bisa membanjiri pasar supermarket-supermarket.
Kelebihan rambutan tangkue, selain rasanya manis, buahnya besar juga tidak mengeluarkan cairan. "Kami yakin rambutan tangkue dapat meningkatkan pendapatan petani," katanya.
Salah seorang petani manggis Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Ahmad mengatakan pihaknya terus mengembangkan tanaman manggis guna meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Sebab manggis di sini jika panen dipasok ke Pasar Eropa melalui perusahaan dari Jakarta. "Kami yakin ke depan manggis Lebak bisa membanjiri pasar domestik," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya mendorong petani agar mengembangkan dan memperluas tanaman buah-buahan guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri pascamoratorium impor.
Selama ini, Kabupaten Lebak memiliki sentra penghasil rambutan, durian dan manggis terbesar di Provinsi Banten. Saat ini, menurut dia, permintaan akan manggis untuk pasar domestik meningkat.
Kelebihan manggis Kabupaten Lebak rasanya manis sedikit asam dengan warna kulit ungu, dan berat antara 120 sampai 150 gram per buah. "Saya kira manggis Lebak memiliki keunggulan dibanding dari negara Thailand, Filipina dan Vietnam," katanya. (K-4/EIO)
0 komentar:
Posting Komentar