Minggu, 03 Februari 2013 - 18:06:08 WIB
Pertamina Optimistis Selesaikan Proyek RFCC
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
"Insya Allah, bisa. Pada akhir 2014 sudah 'start up' (mulai produksi, red.)," kata Public Relations Section Head Pertamina RU IV Cilacap Sundoro Ribudhy kepada wartawan di sela kegiatan "Enterpreneurship Skill Training" bagi mitra binaan Pertamina RU IV Cilacap di Hotel Rosenda, Baturraden, Banyumas, Minggu (3/02).
Menurut dia, proyek pembangunan RFCC yang pemasangan tiang pancang pertamanya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 28 Desember 2011, hingga Minggu (3/02) telah mencapai 10,3% untuk konstruksi, teknik mesin (engineering) hampir 80%, sedangkan pelaksanaannya (performance) sekitar 20%.
Ia mengatakan bahwa proyek RFCC yang merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ini akan menjadikan Pertamina RU IV Cilacap kembali memimpin (leading) perkilangan.
"Sekarang, selain yang terbesar, RFCC ini akan menjadikan Pertamina RU IV Cilacap semakin efisien. Nanti kalau RFCC ini jadi, persis sekali dengan Kilang Pertamina RU VI Balongan, cuma kapasitasnya jauh lebih besar," kata dia menjelaskan.
Kendati produk yang dihasilkan RFCC sebagian besar sama dengan produk Pertamina RU IV Cilacap, dia mengatakan bahwa pola pengoperasiannya menjadi lebih efisien.
Bahkan, kata dia, pertamax yang saat ini sebenarnya telah diproduksi Pertamina Cilacap, produksinya akan lebih efisien jika RFCC telah beroperasi.
"Kita sudah ada pertamax, cuma kita akan kirimkan menjadi satu dengan Balongan, itu tinggal bagaimana mendistribusikannya saja. Saya tidak hafal berapa produksinya, tetapi kita sudah bisa (produksi pertamax, red.) dengan 'octane number' 98, kita mampu untuk itu," katanya.
Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap merupakan salah satu dari tujuh jajaran unit pengolahan di Indonesia dengan kapasitas produksi terbesar, yakni 348 ribu barel per hari.
Kilang yang memiliki fasilitas terlengkap ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.
Sementara itu, proyek RFCC yang menggunakan technology licensor UOP dan AXENS dengan nilai investasi sebesar 1,4 miliar dolar Amerika Serikat, akan meningkatkan kapasitas Kilang Cilacap sebanyak 62.000 barel per hari.
Ia berharap proyek itu dapat meningkatkan produksi gasoline sebesar 1,9 juta kiloliter per tahun, meningkatkan produksi elpiji sebanyak 352.000 ton per tahun, dan akan memproduksi produk "propylene" sebesar 142.000 ton per tahun.
Produksi "propylene' tersebut diharapkan dapat menambah pasokan untuk kebutuhan petrokimia pada industri plastik domestik yang selama ini bergantung pada impor. (K-2/yan)
0 komentar:
Posting Komentar