Kamis, 28 Maret 2013 - 05:58:20 WIB
Persaudaraan Wartawan Istana Luncurkan Buku
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum
"Kami berharap penerbitan buku pertama Pewaris ini bisa memberikan gambaran celah-celah kehidupan awak media di seputar pak Harto," ujar Ketua Tim Koordinator Pewaris Koos Arumdanie, dalam peluncuran buku "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto" di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (27/03).
Koos Arumdanie mengatakan, selain diceritakan perjalanan awak media periode Orde Baru, di dalam buku tersebut terdapat tulisan semi tematik yang menyajikan sekilas tentang kebijakan pemerintahan mendiang mantan Presiden Soeharto.
Dia mengatakan, penyusunan tulisan buku tersebut dipersiapkan selama satu tahun. Menurut dia tidak mudah menggabungkan 34 tulisan karya wartawan menjadi satu buku.
Anggota Pewaris Daud Sinjal menambahkan, tidak mudah mengingat-ingat memori lama pada era kepemimpinan Presiden Soeharto untuk dituliskan kembali menjadi sebuah buku.
Dia mengatakan, di dalam buku tersebut dituliskan suka duka awak media pada era itu, serta beberapa hal mengenai Presiden Soeharto yang pada Zamannya tidak bisa diungkapkan.
Peluncuran buku tersebut merupakan hasil kerja sama Pewaris dengan Universitas Mercu Buana (UMB). Rektor UMB Arissetyanto Nugroho mengaku gembira bahwa para wartawan mengungkapkan sisi lain dari Pak Harto melalui buku tersebut.
"Ini sudah merupakan taruhan reputasi yang tidak diragukan lagi, karena wartawan yang bertanggung jawab tidak akan menulis sesuatu tanpa melakukan verifikasi atas data yang akan ditulisnya," kata Arissetyanto.
Ke-34 wartawan yang menulis dalam buku tersebut berasal dari berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik pada masa 1964-1998. Menurut Arissetyanto mereka merupakan wartawan senior dengan jam terbang tinggi.
"Media massa pada waktu itu memang tidak menugaskan wartawan muda untuk meliput kegiatan kepresidenan, sama seperti di banyak tempat di luar negeri. Wartawan yang meliput di pusat pemerintahan adalah mereka yang memiliki pengalaman, wawasan luas serta mampu dengan cepat menangkap esensi penting dalam dinamika yang terjadi di pusat pengambilan keputusan tertinggi di negara tersebut," kata dia.
Dia mengatakan, dengan membaca buku "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto" secara lengkap dirinya mampu melihat benang merah suatu era yang cukup panjang dari kepemimpinan Pak Harto. Ke-34 wartawan yang ikut serta menulis buku tersebut antara lain:
- Daud Sinjal (Direktur Utama Harian Sinar Harapan)
- Suryohadi (Wartawan Harian Sinar Harapan)
- Toeti Kakiailatu (Redaktur Majalah Tempo)
- Alwi Shahab (Pemimpin Redaksi Majalah Angkasa)
- Dudi Sudibyo (Pemimpin Redaksi Majalah Angkasa)
- Koos Arumdanie (Wartawati Harian Berita Buana)
- Bambang Wiwoho (Wartawan Suara Karya)
- Ucin Nuusyirwan Rustian (Editor Film TVRI)
- Tarman Azzam (Redaksi Harian Terbit)
- Laurens Samsoeri (Reporter RRI)
- Mursyid Noor (Reporter RRI)
- Helena Oli (Wartawan RRI)
- Chaeruddin (GM Produksi Pemberitaan TVRI)
- Ernesto Barcelona (Wartawan Harian Pelita)
- Eddy Satya Dharma (Photograper Harian Suara Karya)
- Sukarno Marno (Wartawan Harian Angkatan Bersenjata)
- Suryo Pranoto (Wartawan Harian Angkatan Bersenjata)
- Subrantini (Wartawati Harian Berita Yudha)
- Anna Mariana Massie (Redaktur Majalah Femina)
- AJF. Makiwawu (Wartawan LKBN Antara)
- Darwin Ali (Reporter TVRI)
- Sudharto (Harian Berita Yudha)
- Totok Soesilo (Photograper Harian Sinar Harapan dan Suara Pembaruan)
- Issac Sinjal (Harian Sinar Harapan)
- Hendro Martono (Reporter RRI)
- Djoko Saksono (Reporter RRI)
- Daniel Ilyas (Redaktur Pelaksana Harian Kartika)
- Sutrimo (Redaktur Pelaksana Harian Kartika)
- Tubagus Budi Rachman (Redaktur Pelaksana Harian Angkatan Bersenjata)
- Anshor Fahiem (Wartawan Mingguan Anjang Raya)
- Sudarto (Redaktur Kantor Berita Nasional Indonesia)
- Margono Hirwato (Wartawan Harian Kedaulatan Biro Jakarta)
- Wawan Indrawan (Wartawan LKBN Antara)
- Banjar Chaeruddin (Wartawan Harian Merdeka).
Sementara itu peluncuran buku tersebut turut dihadiri sejumlah wartawan senior dan tokoh nasional antara lain Cosmas Batubara, Sutiyoso dan Fuad Bawazier. Cosmas Batubara mengatakan, banyak cerita awak media dituliskan dalam buku tersebut yang patut disimak.
"Buku ini dituliskan para wartawan senior sehingga mudah dibaca, dengan kata-kata yang lincah, tidak membosankan. Para wartawan ini punya integritas, mereka mengungkap bagaimana sebagian besar menggambarkan wajah pemerintahan Pak Harto, dan saya lihat ada alur benang merah antarpenulis yang menggambarkan fokus pemerintahan pak Harto terkait pangan dan papan," ujar dia. (K-4/EIO)
pengin baca bukunya dimana bisa didaptkan atau dibeliya......cari di gramedia tidak ada juga .
BalasHapus