Jumat, 29 Maret 2013 - 15:51:45 WIB
Ribuan Perahu Ikuti Prosesi "Tuan Meninu"
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Info Wisata
"Prosesi lewat laut ini memang sangat ramai, karena ribuan perahu motor dan kapal-kapal berukuran kecil ikut ambil bagian untuk mengantar Laskar Laut (Tuan Meninu) menuju istana Raja Larantuka," kata Felix Lamanepa, seorang warga Kota Larantuka.
Larantuka yang juga ibukota Kabupaten Flores Timur itu, adalah sebuah kota kecil yang lerletak di bawah kaki Gunung Mandiri di ujung timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Letaknya diapit Selat Gonzalo yang membagi Flores Timur daratan dan Pulau Adonara yang terletak di seberangnya.
Menjelang prosesi Jumat Agung, kota kecil ini dipadati para peziaran Katolik yang datang dari berbagai daerah di NTT serta Nusantara dan dari manca negara untuk mengikuti ritus keagamaan peninggalan Portugis pada abad ke-16 itu.
Perarakan Arca Yesus, orang Larantuka menyebutnya Tuan Meninu atau Laskar Laut, merupakan bagian dari Prosesi Jumat Agung yang akan berlangsung pada malam harinya, dengan mengarak Patung Tuan Ma (Bunda Maria) keliling Kota Larantuka.
Prosesi laut yang semarak nan sakral dengan melawan arus laut Selat Gonzalo itu, akan berakhir di Pante Kuce, depan istana Raja Larantuka. Arca Yesus tersebut kemudian ditakhtakan pada armada Tuan Meninu di Pohon Sirih.
Arca Tuan Ma pun diarak dari kapela-Nya menuju Gereja Kathedral. Pada sore hari pukul 15.00 WITA, patung Tuan Missericordia juga diarak dari kapela Missericordia Pante Besar menuju armidanya di Pohon Sirih.
Dalam pelaksanaannya, perjalanan prosesi mengelilingi Kota Larantuka menyinggahi delapan buah perhentian (armida), yakni Armida Missericordia, Armida Tuan Meninu (armada kota), Armida St. Philipus, Armida Tuan Trewa, Armida Pantekebi, Armida St. Antonius, Armida Kuce dan Armida Desa Lohayong.
Urutan armida ini menggambarkan seluruh kehidupan Yesus Kristus mulai dari ke Allah-Nya (Missericordia), kehidupan manusia-Nya dari masa Bayi (Tuan Meninu), masa remaja (St. Philipus) hingga masa penderitaan-Nya sambil menghirup dengan tabah dan sabar seluruh isi piala penderitaan sekaligus piala keselamatan umat manusia.
Prosesi Jumat Agung adalah sebuah perarakan yang begitu semarak dan sakral. Sejak perarakan keluar dari gereja, para "ana muji" melagukan "popule meus" yang mengisahkan tentang keluhan Allah akan rahmat dan kebaikan-Nya yang disia-siakan oleh umat-Nya.
Prosesi keagamaan tersebut hanya berlangsung di Larantuka, sementara di wilayah keuskupan lainnya, umat Katolik hanya melakukan prosesi jalan salib untuk mengenang kisah sengsara Yesus sampai wafat di kayu salib.
Prosesi jalan salib itu, umumnya berlangsung pada pagi hari di Jumat Agung tersebut, sedang pada sore harinya dilakukan upacara penciuman salib Yesus. (K-2/yan)
0 komentar:
Posting Komentar