Minggu, 02 Juni 2013 - 04:44:17 WIB
Menhan AS Tuding China Lancarkan Spionase
Diposting oleh : Administrator
Pimpinan Pentagon itu dalam sebuah forum keamanan di Singapura, Sabtu, yang dihadiri oleh pejabat militer China, dengan tajam menyalahkan pemerintah China dan angkatan bersenjatanya atas upaya berulang untuk memasuki sistem informasi sensitif AS.
"AS telah mengungkapkan keprihatinan terkait meningkatnya ancaman intrusi di dunia maya, beberapa diantaranya tampaknya terkait dengan pemerintah dan militer China," katanya dalam konferensi tahunan The Shangri-La Dialogue yang dilansir AFP.
Hagel mendesak Beijing untuk mematuhi "norma-norma internasional untuk perilaku di dunia maya yang bertanggungjawab", dan menyatakan bahwa pembentukan kelompok kerja bersama dalam keamanan siber merupakan langkah positif untuk meningkatkan dialog.
Konferensi di Singapura itu digelar menjelang pertemuan antara Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping pada 7-8 Juni di California, pertemuan pertama antara pemimpin kedua negara sejak Xi terpilih menjadi presiden pada Maret.
Pernyataan Hagel tersebut muncul beberapa hari setelah Kementerian Pertahanan China membantah laporan Pentagon yang menuding bahwa peretas China menyusup masuk desain persenjataan AS. "Pertama mereka meremehkan kapabilitas pengamanan Pentagon dan kedua mereka meremehkan kecerdikan orang China," katanya.
Laporan tersebut bukan merupakan pernyataan paling eksplisit dari Washington yang meyakini bahwa kegiatan mata-mata siber China difokuskan pada pemerintah dan perusahaan-perusahaan AS.
Dalam pidatonya, Hagel menekankan bahwa "penyeimbangan" militer AS terhadap Asia Pasifik --sebuah kebijakan yang diumumkan dalam forum sama tahun lalu oleh pendahulunya Leon Panetta-- tidak akan terpengaruh oleh pengurangan anggaran untuk militer AS.
Ia mengatakan, Angkatan Udara AS telah menempatkan 60 persen armadanya di luar negeri ke kawasan tersebut termasuk penempatan pesawat taktis dan pengebom. Hagel menambahkan bawah 2.500 marinir AS akan dikirim ke Australia tiap tahun sebagai bagian dari upaya tersebut.
Tahun lalu, Washington mengumumkan pengiriman tentara angkatan laut ke Asia, termasuk rotasi lebih dari empat kapal perang Littoral --kapal terbaru yang didesain untuk operasi kawasan pantai-- ke Singapura, negara pendukung setia AS.
Hagel mengatakan, Washington juga mengungkapkan keprihatinanya atas "potensi salah perhitungan atau krisis" yang muncul akibat saling klaim wilayah di Asia.
Sementara itu pejabat pertahanan lain dalam forum itu juga memperingatkan bahaya perlombaan senjata di Asia, dimana pemerintah yang didukung pertumbuhan ekonomi kuat, karena kekhawatiran atas ketegangan regional kemudian memodernisir persenjataan mereka.
"Untuk mencegah modernisasi militer ke arah destabilisasi, diperlukan transparansi strategis yang lebih besar," kata Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro.
Hagel mengatakan bahwa ia mengundang menteri-menteri pertahanan dari 10 negara anggota ASEAN untuk bertemu di Hawaii tahun depan, yang akan menjadi pertemuan menhan ASEAN pertama dengan tuan rumah AS. Empat negara anggota ASEAN yaitu Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam terlibat perselisihan teritorial dengan China.
Namun negara-negara anggota yang kecil seperti Laos dan Kamboja tampaknya makin dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi dan politik China, sebagian karena adanya bantuan dari Beijing.
Hagel juga memanfaatkan forum tersebut untuk menegaskan pakta pertahanan AS dengan bekas koloninya Filipina, yang selama ini paling seru menentang ambisi China untuk menguasai Laut China Selatan.
Filipina dan AS --tentara kedua negara bekerja sama di kawasan Pasifik selama Perang Dunia II-- masih terus saling membantu mengatasi serangan dari luar dibawah pakta pertahanan yang ditandatangani pada 1951. (K-4/EIO)ator
0 komentar:
Posting Komentar