Ibermsjah: SBY Ibarat "Suami-suami Takut Istri"

Jumat, 28 Juni 2013 - 15:30:26 WIB
Ibermsjah: SBY Ibarat "Suami-suami Takut Istri"
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik 

Komhukum (Jakarta) - Hubungan antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan partai partai koalisi dalam pemerintahan diibaratkan sebagai hubungan rumah tangga poligami yang tidak sehat. Hal demikian seperti yang disampaikan oleh pengamat politik Universitas Indonesia, Iberamsjah.

Menurut Iberamsjah, sebagai kepala rumah tangga sikap SBY dinilai tidak tegas dengan istrinya yaitu anggota koalisi yang terbagung dalam setgab dan anak-anakya yaitu rakyat yang menjadi korban.

"Kalau saya cermati hubungan dalam pemerintahan SBY, seperti dalam rumah tangga  yang berpoligami ini tidak tegas, kayak sinetron saja yang selalu banyak masalah," ujar Iberamsjah ketika dihubungi wartawan Jumat (29/06).

Akibat dari ketidaktegasan sebagai seorang pemimpin rumah tangga itulah menurut Iberamsjah, "istri istri" SBY,  banyak melakukan protes termasuk anak-anaknya yang kemudian menjadi korban.

"Sebagai istri yang paling tua, Partai Demokrat protes dan meminta kepada SBY sebagai seorang suami untuk menceraikan PKS yang diaggap sebagai seorang istri yang tidak loyal dan suka selingkuh, ini juga diikuti oleh istri-istri lain pun ikutan protes,” jelasnya lagi.

Sebenarnya, lanjut Iberamsjah, "istri istri" SBY itu protes karena cemburu dan juga memiliki keinginan untuk mendapatkan perhatian lebih dari sang suami seperti halnya perhatian yang diberikan kepada PKS.

"Seperti Partai Demokrat, PAN, PPP, PKB, mereka sebagai istri istri lain dari SBY protes dengan alasan PKS tidak setia. Bahkan mereka juga meminta bagian atau minimal dibagi nafkah lahir batin yang diberikan SBY kepada PKS," tandasnya.

Berbagai desakan yang dilontarkan oleh para "istri istri" SBY yang lainnya inilah yang menurut Iberamsjah, SBY menjadi pusing untuk memikirkan jalan keluarnya. Diceraikan ataukah tetap mempertahankannya, hal inilah yang menurut Ibermsjah, SBY tengah menghadapi dilematis.

SBY harus memilih membela istri atau kemungkinan mendapatkan perlawanan dari anak-anaknya yaitu rakyat karena sikap istri PKS yang seperti membela kepentingan rakyat.

"Kalau SBY menceraikan PKS, SBY khawatir karena gaya PKS yang seperti membela anak-anaknya dalam hal ini rakyat, justru mendapatkan simpati dari anak-anaknya yang bisa membuat SBY kehilangan dukungan dari anak-anaknya. Tapi kalau diteruskan maka tentunya tidak sehat bagi kehidupan rumah tangganya," tegasnya.

Melihat persoalan tersebut, menurut Iberamsjah, SBY kini tampi sebagai anggota "Ikatan Suami Takut Istri" yang tidak bisa memberikan talak.

"Sedangkan PKS, kalau dia diceraikan maka dia akan tampil sebagai istri yang terzalimi dan akan kencang menyuarakan bahwa dia diceraikan karena membela anak-anaknya," urainya.

Dikatakannya bahwa dalam kehidupan rumah tangga yang sudah diambang perpecahan atau perceraian, SBY selaku presiden atau kepala keluarga yang memiliki hak untuk menjatuhkan talak.

"Tapi di dalam istilah perkawinan, tidak ada ceritanya istri yang menjatuhkan talak, tapi SBY selaku suamilah yang bisa menjatuhkan talak," tegasnya lagi. (K-2/Bharata)