Kamis, 30 Mei 2013 - 12:46:05 WIB
Bank Dunia: 80% Warga Dunia Tidak Dapat Akses Listrik
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
"Permintaan terus melebihi suplai listrik. Listrik perlu terjangkau, dihasilkan lebih banyak lagi dengan cara yang berkelanjutan, dan digunakan secara lebih efisien," kata Wakil Presiden Bank Dunia Rachel Kyte, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis (30/05).
Menurut Rachel Kyte, masih terdapat sekitar 80% warga di dunia yang tidak memiliki akses kepada energi modern di pedesaan.
Meski sebanyak 1,7 miliar orang dilaporkan telah memperoleh akses listrik antara 1990 hingga 2010, tetapi hal itu dinilai hanya kemajuan yang tidak seberapa karena dalam periode yang sama terjadi penambahan populasi dunia sebanyak 1,6 miliar jiwa.
Untuk itu, ujar dia, laju ekspansi penambahan akses energi modern ke seluruh dunia harus dilipatgandakan untuk memenuhi tercapainya target akses listrik 100% pada 2030.
Ia memaparkan, terdapat 20 negara di Asia dan Afrika yang menjadi lokasi dari dua pertiga populasi global yang tidak memiliki akses listrik. Tempat tinggal bagi tiga perempat dari mereka yang menggunakan bahan bakar padat (kayu, kotoran binatang, dan batu bara) untuk memasak atau menghangatkan rumah mereka.
Sebelumnya, Bank Pembangunan Asia (ADB) mendukung program menjadikan Pulau Sumba sebagai wilayah pengguna sepenuhnya energi terbarukan dan diprakarsai oleh organisasi pembangunan Belanda, Hivos dengan dukungan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).
Siaran pers ADB yang diterima di Jakarta, Rabu (22/05) menyebutkan lembaga internasional itu akan memberikan dukungan teknis bagi peningkatan akses energi terbarukan di kawasan timur Indonesia itu senilai satu juta dolar AS.
"Pulau Sumba adalah contoh yang tepat untuk melihat perkembangan energi terbarukan yang sejalan dengan pembangunan," kata Climate Change Specialist pada ADB Indonesia Resident Mission, Pradeep Tharakan.
Sementara itu Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebutkan dukungan ADB merupakan pencapaian penting bagi upaya terus-menerus berbagai pihak yang telah mencapai kemajuan.
Secara khusus, ia berharap proyek yang dihasilkan dapat berkelanjutan secara komersil sehingga menjadikan Sumba daerah percontohan bagi upaya serupa di kawasan lain di Indonesia dan lebih luas lagi.
Program menjadikan Sumba menjadi pulau berenergi terbarukan sebelumnya telah mendapat dukungan dari berbagai pihak sejak penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, PLN, dan Hivos pada tahun 2011. (K-2/yan)
0 komentar:
Posting Komentar