Rabu, 16 Januari 2013 - 01:21:01 WIB
BI Harus Intervensi Signifikan Atasi Pelemahan Rupiah
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Perbankan
"Level sekarang sebetulnya lebih banyak karena tekanan psikologis. Penjagaan dari Bank Indonesia menentukan level nilai tukar rupiah. Tanpa pengawalan kuat dari Bank Indonesia, nilai tukar rupiah secara teknis melemah," kata Lana Soelistianingsih saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/1).
Menurut dia, level rupiah yang menguat tajam secara psikologis membuat orang kembali tenang karena rupiah rawan terhadap tekanan psikologis," kata dia. Ia menjelaskan kalau memang orang-orang yang memegang dolar AS tidak percaya bahwa BI akan mampu terus menerus menjaga rupiah, maka harus ada intervensi besar.
"Jadi misalnya sekarang levelnya 9.800. Kalau BI kuat menahan, pemain valas melihat 9.800 itu sudah was-was karena bisa naik ke atas berdasarkan pengalaman sebelumnya dari 9.800 langsung ke 10.200," kata dia. Sekarang persoalannya, lanjut dia, bagaimana mengembalikan tingkat keyakinan pelaku valas tersebut bahwa BI bisa membawa rupiah menguat kembali secara signifikan ke 9.700.
"Namun, kalau misalnya pemain valas tidak percaya bahwa BI bisa membawa rupiah ke 9.700 maka akan terus mendorong hingga melesat di atas 10.000 seperti yang diyakininya. Lalu, ia baru mau menjual dolar AS di pasar. Artinya dolar AS bertambah sehingga rupiah menguat dengan sendirinya.
Meskipun demikian, kata dia, hal tersebut terlalu berisiko karena membiarkan rupiah melesat pada level yang tinggi sehingga akan berdampak lebih jauh ke depan. "Jadi memang ini level yang sulit karena berada di level spikologis. Lain kalau kondisinya normal, misalnya lagi di 9.500-9.600 itu bisa diatasi dengan kebijakan likuiditas rupiah dikurangi, bukan menambah valas," ujar dia.
Menurut dia, posisi cadangan devisa Indonesia yang pada 2012 naik 2,41 persen dari tahun sebelumnya menjadi 112,8 miliar dolar AS dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah. "Naiknya posisi cadangan devisa berpotensi membawa nilai tukar rupiah menguat," kata dia.
Kedua, lanjutnya, untuk mengatasi pelemahan rupiah dengan mengurangi impor. Impor yang bisa dikurangi adalah yang berasal dari pemerintah. "Pemerintah bisa mengendalikan impor karena sebagian dari pengeluarannya adalah impor seperti belanja subsidi BBM. Sedangkan dari pihak swasta pemerintah tidak bisa melarangnya untuk mengimpor," kata dia.
Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS melanjutkan penguatan pada Selasa sore sebesar 50 poin menyusul optimisme lelang Surat Berharga Negara (SBN) terserap. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 50 poin menjadi Rp. 9.700 dibanding sebelumnya di posisi Rp. 9.750 per dolar AS. (K-4/EIO)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 16 Januari 2013 - 01:22:18 WIB
"Pembangunan 6 Tol Jakarta Tak Bebani APBD"
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
Komhukum (Jakarta) - Direktur Utama PT. Jakarta Tollroad Development Frans Sunito menyatakan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota sepanjang 69,77 km tahun ini, tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
"Pembangunan enam ruas jalan tol ini tidak akan menggunakan APBD DKI," kata Frans saat acara dengar pendapat (public hearing) di ruang Balai Agung, Balaikota DKI Jakarta, Selasa (15/1).
Sumber pendanaan untuk pembangunan yang memakan biaya Rp. 42 triliun ini, menurut Frans datang dari pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara seperti konsorsium PT. Jakarta Tollroad Development yang terdiri dari PT. Jakarta Propertindo, Kelompok Pembangunan Jaya, dan CMNP.
Beberapa BUMN yang terlibat antara lain Wijaya Karya, Pembangunan Perumahan, Adhi Karya, dan Hutama Karya. "Sumber dana, 30 persen modal sendiri dan 70 persen dari perbankan nasional," kata Frans.
Selain itu, Frans meyakinkan bahwa pembangunan enam ruas jalan tol ini tidak akan menyebabkan antrean di jalan arteri karena pintu pembayaran tol berada di akhir perjalanan. "Jadi enggak akan menyebabkan antrian di arteri," katanya. Desainnya sendiri akan menggunakan jalan layang 10 meter di atas jalan arteri.
Itu juga sekaligus untuk mengatasi keterbatasan lahan dan sulitnya pembebasan tanah di Jakarta. "Ini dibangun di atas jalan yang sudah ada, sebagain besar dibangun diatas arteri. Seluruh jalan ini dibangun elevated. Dan terhindar dari simpangan-simpangan," katanya.
Tak hanya itu, Frans klaim bahwa akan disediakan 17 titik yang berhubungan dengan moda-moda transportasi seperti kereta api, transjakarta, angkutan umum, serta pusat-pusat perbelanjaan. "Ada 17 titik nanti," katanya. (K-4/EIO)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 16 Januari 2013 - 01:21:35 WIB
Sepatu Cibaduyut Diharapkan Kembali Menjadi Ikon
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
Komhukum (Bandung) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menginginkan produk sepatu Cibaduyut Bandung kembali menjadi ikon dan bergaung seperti beberapa tahun silam. Ia menyatakan pihaknya akan menggali permasalahan yang dihadapi pengusaha sepatu Cibaduyut agar pemprov bersama-sama Pemkot Bandung memberi solusi terbaik.
"Untuk target itu, saya akan menemui koordinator kelompok-kelompok pengusaha sepatu Cibaduyut di kantor Balai Pengembangan Perindustrian Persepatuan Cibaduyut-Bandung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jabar," kata Ahmad Heryawan usai mengunjungi bengkel pembuatan sepatu untuk menyaksikan langsung proses produksi Cibaduyut, Selasa (15/1).
Dalam dialog dengan para pelaku usaha kecil dan menengah itu, Gubernur Jabar menjelaskan, tetap terbuka besar peluang industri sepatu Cibaduyut segera kembali bangkit menjadi ikon. "Saya akan mengupayakan industri sepatu Cibaduyut kembali menjadi barometer persepatuan nasional. Ini komitmen, kita wajib mendukung produksi dalam negeri," ujar Heryawan.
Ia menuturkan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pihaknya akan menggelorakan kecintaan warga terhadap sepatu Cibaduyut, khusus kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kawasan Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dihimbau untuk memakai sepatu Cibaduyut.
Sementara PNS di kabupaten/kota lain se-Jabar, juga dihimbau memilih Cibaduyut atau produk sentra sepatu di kabupaten/kota lain, seperti di Ciamis, Bogor, Tasikmalaya, atau Garut. Pada 2011, Gubernur Jabar telah mengkampanyekan sepatu Cibaduyut di kalangan PNS Jabar dan kebijakan tersebut akan dievaluasi agar dapat digelorakan kembali. "Kecintaan pada produk lokal bukan cuma persoalan ekonomi, tapi juga masalah ideologi. Warga Bandung Raya sepatutnya mencintai sepatu Cibaduyut bukan 100 persen, tapi wajib 200 persen," paparnya.
Kendala lain, kata Heryawan, berkaitan dengan ketersedian bahan baku kulit sintesis, yakni bahan baku ini masih impor sedangkan ketersedian bahan baku kulit terjamin di pasar dalam negeri. Mengenai daya saing pelaku industri sepatu Cibaduyut perlu bekerja keras, sementara Pemprov Jabar akan membantu agar sepatu Cibaduyut mendapat standarisasi (SNI, Standar Nasional Indonesia). "Pelatihan SNI ini melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pelatihan dan penyediaan tenaga ahli akan digulirkan lebih intens," kata dia. (K-4/EIO)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 16 Januari 2013 - 01:20:21 WIB
Banjir di Pandeglang, 75 Hektare Padi Puso
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
Komhukum (Pandeglang) - Tanaman padi di areal seluas 75 hektare di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dipastikan puso akibat kebanjiran pada pekan lalu, kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang, Muhtar.
Tanaman padi yang pasti puso tersebut berada di Kecamatan Cikedal, ujarnya di Pandeglang, Selasa (15/1). "Sebenarnya cukup banyak tanaman padi yang terendam banjir, namun yang bisa dipastikan puso baru 75 hektare, dan seluruhnya berada di Cikedal," katanya.
Menurut dia, tanaman padi dipastikan puso karena terendam air lebih dari tiga hari tiga malam. Ia menjelaskan total areal padi yang terendam banjir pekan lalu mencapai 12.130 hektare tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, sedangkan sebagian besar di wilayah selatan.
Muhtar mengatakan, di Kecamatan Cadasari luas tanaman padi yang terendam banjir satu hektare, Sidangresmi (945), Cisata (445), Saketi (225), Jiput (7), Cikedal (121), dan Sukaresmi (1.651). Selan itu, Kecamatan Labuan 40 hektare, Panimbang (1.897), Sobang (895), Angsana (785), Munjul (706), Bojong (621), Picung (590), Patia (1.346), Pagelaran (1.858), dan Cikeusik (231).
Muhtar juga mengatakan data tersebut merupakan areal pertanian yang telah ditanami padi dengan umur penanaman berkisar 12 hingga 90 hari. "Kalau total areal pertanian yang terendam mungkin lebih luas lagi, karena yang kami data hanya yang telah ada tanaman padinya. Dalam waktu dekat akan kembali melakukan pendataan guna mengetahui luasan areal padi yang puso akibat terendam banjir," katanya. (K-4/EIO)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pendapatan PLN 2012 Rp. 127 Triliun
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis
Komhukum (Jakarta) - PT. PLN (Persero) meraih pendapatan Rp. 127 triliun pada 2012 atau naik 11,4 persen dibandingkan 2011 sebesar Rp. 114 triliun.
Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun di Jakarta, Selasa (14/1) mengatakan pendapatan terbesar berasal dari pelanggan rumah tangga yakni Rp. 45,8 triliun.
"Disusul, pelanggan industri Rp. 42,9 triliun, lalu bisnis Rp. 26,9 triliun, pemerintah Rp. 5,5 triliun, sosial Rp. 3 triliun dan lainnya Rp. 2,8 triliun," katanya.
Pada 2013, PLN menargetkan peningkatan pendapatan menjadi Rp. 148,3 triliun atau naik 16,5 persen dibandingkan realisasi 2012.
Pemakaian
Lebih lanjut Benny mengatakan pemakaian listrik tahun 2012, tercatat sebesar 172,2 tera Watt hour (TWh) atau naik dibandingkan 2011 yakni 156,3 TWh.
Kontribusi pemakaian 2012 terbesar berasal dari rumah tangga 71,6 TWh, industri 59,6 TWh, bisnis 27,8 TWh, pemerintah 6,1 TWh, sosial 4,5 TWh, dan lainnya 2,6 TWh. Sementara, pada 2013, pemakaian listrik direncanakan naik menjadi 182,3 TWh.
Untuk jumlah pelanggan, lanjutnya, hingga akhir 2012 jumlah pelanggan mencapai 49,5 juta atau naik 4,1 juta dibandingkan 2011 yang 45,6 juta.
"Komposisinya, rumah tangga 45,9 juta pelanggan, bisnis 2,1 juta, sosial 1,1 juta, pemerintah 270 ribu, lainnya 82,6 ribu dan industri 52,3 ribu pelanggan," ujarnya.
Sedangkan, pada 2013, prognosa jumlah pelanggan mencapai 51,3 juta. (K-4/EIO)
0 komentar:
Posting Komentar