Pelaku Industri Mode Harus Cinta Lingkungan
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Gaya Hidup
"Mode memiliki banyak pengikut, sehingga kita bisa mengajak banyak orang untuk sadar akan lingkungan hidup," ujar Dina saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Karena alasan tersebut, Dini mengemukakan bahwa IFW 2013 akan memperkenalkan tiga zona baru, yang salah satunya adalah mengedukasi para pelaku industri mode untuk peduli dan sadar lingkungan hidup.
"Zona ini diberi nama 'Green Point", ini akan berupa pembelajaran supaya pelaku industri mode tidak hanya sekadar menggunakan pewarna alami, namun juga harus efisien," jelas Dina.
Selain 'Green Point', dua zona baru yang lain adalah 'Starting Point' dan 'Concept Point'.
Lebih lanjut Dina menjelaskan bahwa 'Starting Point' adalah zona di mana para kreator dapat menjual ide mereka dalam rupa hak cipta. Sehingga diharapkan tidak lagi ada plagiarisme mode.
Sementara itu 'Concept Point' adalah zona di mana produk sudah harus siap dalam konsep 'branding'. "Para pelaku mode ini harus memiliki tiga zona ini, maka mereka siap berkompetisi secara global," imbuh Dina. (K-5/el)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kekerasan Seksual Berdampak Trauma Berkepanjangan
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Gaya Hidup
Komhukum (Medan) - Kekerasan seksual terhadap anak akan berdampak panjang, di samping berdampak pada masalah kesehatan di kemudian hari, juga berkaitan dengan trauma yang berkepanjangan, bahkan hingga dewasa, kata Psikolog Irna Minauli.
"Trauma akibat kekerasan seksual pada anak ini akan sulit dihilangkan kalau tidak secepatnya ditangani oleh ahlinya," katanya di Medan Rabu (16/01), menanggapi banyaknya terjadi kekerasan seksual terhadap anak di beberapa daerah.
Ia mengatakan bahwa anak yang mendapat kekerasan seksual, dampak jangka pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada kesehatan.
Untuk jangka panjangnya, ketika dewasa nanti dia akan mengalami fobia pada hubungan seks atau bahkan yang parahnya lagi dia akan terbiasa dengan kekerasan sebelum melakukan hubungan seksual. Bisa juga setelah menjadi dewasa, anak tesebut akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa kecilnya.
Untuk itu solusi yang terbaik, kata Irna, dari penangan medis janganlah hanya sebatas kesembuhan saja, tetapi juga pada psikologinya dan dilakukan dengan secara berkala atau intensif.
"Namun yang membuat miris, sebagian besar pelaku kekerasan seksual pada anak itu masih berkeliaran bebas karena tidak adanya pengaduan. Ini tentunya sangat kita sayangkan karena bisa jadi pelaku justru melakukan perbuatan yang sama pada anak lainnya karena tidak ada efek jera," katanya.
Menurut Data pengaduan yang diterima Komisi Penanggulangan Anak Indonesia (KPAID) Sumut selama tahun 2012 tercatat kekerasan seksual terhadap anak mencapai 46 kasus atau sekitar 27.4 persen dari 171 pengaduan yang diterima.
Ketua Pokja Pengaduan dan Fasilitasi Pelayanan KPAID Sumut, Muslim Harahap mengatakan bahwa tingginya angka kekerasan seksual yang dialami anak disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurang maksimalnya peran penyelenggara negara dalam memberikan perkembangan hak terhadap anak.
"Bahkan, dukungan masyarakat saat ini masih katagori seremonial dan kurang adanya aksi," ujarnya.
Lemahnya koordinasi penyelenggara negara terkait pentingnya perlindungan anak, juga menjadi penyebab tingginya kekerasan seksual terhadap anak.
"Sejauh ini, masih banyak pemberitaan kekerasan seksual terhadap anak di Sumatera Utara. Beberapa kasus bahkan berhenti di tengah jalan karena adanya perdamaian. Kondisi ini tentu saja tidak memberikan efek jera bagi pelaku sehingga tidak takut untuk melakukan kekerasan seksual, terutama bagi anak," katanya. (K-5/el)
0 komentar:
Posting Komentar