Sabtu, 26 Januari 2013 - 09:17:04 WIB
Kota Kaukasus Utara Digoncang Dua Ledakan
Diposting oleh : Administrator
"Pada sekitar pukul 23.20 waktu Moskow, Jumat (25/010, sebuah bahan peledak diledakkan di satu mobil seorang perwira polisi setempat," kata juru bicara penegak hukum.
Dikabarkan perwira tersebut tidak terluka. Dia menambahkan bahwa ledakan kedua terjadi di dalam gedung di mana polisi tiba kemudian.
Tidak ada yang dilaporkan terluka. Satu penyelidikan kini sedang berlangsung.
Pemberontakan garis keras, sebagian besar meletus di Republik Chechnya, telah menyebar di seluruh Kaukasus Utara dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan terhadap pasukan keamanan, polisi dan warga sipil dilaporkan secara teratur terjadi di republik tetangga Dagestan, Ingushetia dan Kabardino-Balkaria.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada pertengahan bulan Oktober bahwa lebih dari 300 gerilyawan tewas di Kaukasus Utara dalam beberapa bulan terakhir.
Terorisme dalam politik resmi Rusia digunakan secara longgar dan dalam preferensi untuk istilah lebih netral digunakan seperti pemberontakan.
Lebih dari satu dekade setelah perang melawan kelompok separatis di Chechnya berakhir, pasukan keamanan Rusia terus memerangi gerilyawan di wilayah yang bergejolak itu. (K-2/yan)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sabtu, 26 Januari 2013 - 07:05:22 WIB
"Warga Tibet Jangan Merayakan Tahun Baru Adat"
Diposting oleh : Administrator
Komhukum (New Delhi) - Perdana Menteri Tibet di pengasingan pada Jumat (25/1) menyeru warga Tibet tidak merayakan tahun baru adat sebagai bentuk penghormatan terhadap hampir 100 orang pelaku bakar diri dalam tiga tahun belakangan.
Sekitar 99 warga Tibet melakukan bakar diri untuk memprotes pemerintahan China di Tibet sejak 2009, kata hitungan terbaru pemerintah Tibet di pengasingan di India.
"Mengingat berlanjutnya situasi tragis ini, saya meminta rekan saya warga Tibet untuk tidak merayakan Losar (tahun baru Tibet yang jatuh pada 11 Februari) dengan perayaan yang biasanya digelar," kata sebuah pernyataan dari Lobsang Sangay.
"Saya meminta Anda untuk hanya melakukan ritual keagamaan adat seperti mengunjungi kuil dan membuat persembahan," tambahnya, sambil mendesak warga Tibet untuk memakai jubah tradisional mereka "guna menampilkan identitas dan tradisi".
Dalam aksi bakar diri terakhir, Kunchok Kyab, seorang warga setempat berusia 26 tahun, melakukan aksi bakar diri di sebuah biara Budha di wilayah otonomi Tibet barat, provinsi Gansu, China, Selasa, yang berakhir dengan kematian akibat luka-luka yang dideritanya.
Radio Free Asia (RFA) yang berbasis di Amerika Serikat menyebut hal itu sebagai kasus ke-98 dari aksi bakar diri yang dilakukan oleh warga Tibet di China. Tingkat aksi bakar diri melonjak pada bulan November menjelang pergantian kepemimpinan Partai Komunis China yang berlangsung setiap satu dasawarsa, dengan penetapan Xi Jinping sebagai ketua partai.
Dia diperkirakan akan menjadi presiden China pada bulan Maret ini. Banyak orang Tibet di China menuduh pemerintah melakukan penindasan agama dan mengikis budaya mereka, seiring dengan makin banyaknya etnis mayoritas Han bergerak ke wilayah bersejarah Tibet.
China membantah hal itu, dan mengatakan Tibet menikmati kebebasan beragama. Beijing juga menunjukkan besarnya investasi berkelanjutan yang dilakukan di kawasan itu yang telah membawa modernisasi dan standar hidup yang lebih baik di Tibet. (K-4/EIO)
0 komentar:
Posting Komentar