About

Information

Kamis, 28 Februari 2013

BBM Bersubsidi & Elpiji Hambat Laba Pertamina

Kamis, 28 Februari 2013 - 04:32:59 WIB
BBM Bersubsidi & Elpiji Hambat Laba Pertamina
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis 


Komhukum (Jakarta) - PT. Pertamina (Persero) menyatakan pertumbuhan laba bersih yang berhasil dibukukan perseroan sepanjang 2012 terhambat akibat kerugian dari bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan elpiji non-subsidi.

"Kerugian dari BBM subsidi dan elpiji non-PSO (public service obligation, red) sebesar 470 juta dolar AS (sekitar Rp. 4,4 triliun). Jadi kalau misalnya Pertamina tidak mengalami kerugian tersebut, sebetulnya laba bersih kami sudah bisa mencapai 3,23 miliar dolar AS," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dalam jumpa pers usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Rabu (27/02).

Menurut dia, penugasan penyaluran BBM subsidi masih merugi meski total laba yang dibukukan sepanjang 2012 menunjukkan peningkatan hingga 26,4 persen dari Rp. 20,47 triliun pada 2011 menjadi sekitar Rp. 25,89 triliun (setara 2,76 miliar dolar AS). Lebih lanjut Karen menjelaskan perseroan masih menjual elpiji di bawah harga pokok pembelian sehingga mengalami kerugian hingga Rp. 5,1 triliun.

Sebagai upaya menekan kerugian, perseroan berencana menaikkan harga elpiji non-subsidi (jenis tabung gas 12 kilogram) sebesar 36,2 persen dari sebelumnya Rp. 5.850 menjadi Rp. 7.966,7 per kilogram atau naik sekitar Rp. 2.116,7 per kilogram pada Maret 2013. Dengan demikian, harga elpiji dari agen ke konsumen akan naik dari Rp. 70.200 menjadi Rp. 95.600 atau naik Rp. 25.400 per tabung kemasan 12 kilogram.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Ali Mundakir mengatakan saat harga elpiji 12 kilogram dinaikkan, kuota gas 3 kilogram akan dihentikan. Hal itu dimaksudkan agar pengguna gas 12 kilogram tidak lantas beralih ke gas 3 kilogram karena adanya kenaikan harga. "Kuota ke agen yang 3 kilogram akan kita `freeze`, tidak kita tambah. Kita juga akan menggelontorkan lebih banyak tabung gas 12 kilogram," katanya.

Ali juga menuturkan, meski harganya dinaikkan, perseroan masih akan tetap rugi hingga sekitar Rp. 3 triliun akibat penjualan elpiji 12 kilogram itu. Walau enggan menyebutkan kepastian waktu kenaikan harga elpiji, dia memastikan prosesnya akan dilakukan sesegera mungkin. Terlebih, rencana kenaikan harga elpiji kini sudah masuk agenda pembahasan. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar