About

Information

Kamis, 21 Februari 2013

Ekonomi, Kamis 21 Februari 2013

Kamis, 21 Februari 2013 - 03:53:23 WIB
Menkeu: Daya Saing Tekan Defisit
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis 


Komhukum (Jakarta) - Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengatakan peningkatan daya saing secara nasional merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan defisit transaksi berjalan.

"Kami lihat pengendalian (transaksi berjalan) harus sifatnya lengkap dan tidak melalui cara-cara yang kontra produktif, jadi tentu daya saing harus kita perbaiki," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (20/2).

Menurut Agus, upaya lain yang dapat dilakukan untuk menekan defisit transaksi berjalan adalah dengan melakukan ekspor ke negara-negara non tradisional atau membuka pasar ekspor baru, serta memperbaiki kinerja neraca jasa.

"Neraca jasa harus diperhatikan karena investasi yang besar ke Indonesia, membuat adanya bentuk pengaliran keuntungan untuk orang asing yang kerja disini dalam jumlah besar. Kalau kita tambahkan dengan pembayaran kewajiban keluar, itu membuat tekanan," katanya.

Agus menjelaskan, upaya pemerintah tersebut akan disinergikan pada tingkat Kementerian Lembaga agar defisit transaksi berjalan pada akhir tahun 2013 tidak semakin melebar dan masih berada pada kisaran angka 3 persen. "Kami akan jaga, supaya selalu dibawah 3 persen. Kemarin di kuartal empat cukup tinggi dan akibat setahunnya menjadi 2,7 persen," katanya.

Sementara, pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro menambahkan defisit transaksi berjalan tersebut membuat nilai tukar rupiah saat ini mengalami pelemahan dan berada dalam kisaran Rp. 9.600-9.700 per dolar AS.

"Rupiah harus merefleksikan kondisi saat ini, yang penting mata uang itu merefleksikan kondisi yang paling cocok. Karena kita masih punya tekanan di current account, jadi rupiah harus menyesuaikan dengan itu," ujarnya.

Namun, menurut dia, kondisi itu masih terbantu dengan neraca pembayaran yang mengalami surplus pada triwulan IV 2012 sebesar 3,2 miliar dolar AS, karena adanya surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat dalam jumlah lebih besar daripada kenaikan defisit transaksi berjalan.

"Maksudnya jangan melihat (rupiah) ini lemah atau tidak, tapi kondisi waktu itu bagaimana. Kita bisa melihat kondisi cadangan devisa dan balance of payment, itu lebih penting," ujar Bambang. Menurut Bambang, apabila kondisi ekspor mulai membaik dan rentang defisit transaksi berjalan dapat diperkecil maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat kembali menguat.

"Kami bilang bahwa kalau kondisi Indonesia memang lebih baik, rupiah mestinya memang menguat. Tapi kondisi yang membuat lebih baik, belum kita rasakan, karena ekspor belum pulih," ujarnya,

Bank Indonesia (BI) mencatat proses pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat, di tengah permintaan domestik yang masih kuat, telah memperlebar defisit transaksi berjalan pada triwulan IV 2012 yang mencapai 7,8 miliar dolar AS atau 3,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih besar dari defisit triwulan sebelumnya 5,3 miliar dolar AS atau 2,4 persen dari PDB.

Dengan demikian, defisit transaksi berjalan pada akhir tahun 2012 tercatat 2,7 persen dari PDB, yang terjadi karena adanya penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas dan peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Pada sektor nonmigas, meskipun pertumbuhan permintaan global sedikit membaik dan pertumbuhan permintaan domestik melambat, kesenjangan di antara keduanya masih cukup lebar sehingga kenaikan ekspor relatif tidak signifikan dibandingkan dengan kenaikan impor.

Sementara, pada sektor migas, kenaikan ekspor juga tidak dapat mengimbangi kenaikan impor karena konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk keperluan transportasi terus meningkat.

Untuk itu, pada 2013, BI berkoordinasi dengan pemerintah dan melanjutkan upaya-upaya untuk mempercepat penyesuaian keseimbangan eksternal melalui kebijakan nilai tukar, penguatan operasi moneter, kebijakan makroprudensial untuk mengelola permintaan domestik, serta kebijakan mendorong arus masuk modal.

Berbagai kebijakan tersebut diperkirakan dapat memperkecil rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB dan mempertahankan minat investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar