About

Information

Kamis, 21 Februari 2013

Internasional, Kamis 21 Februari 2013

Kamis, 21 Februari 2013 - 04:13:43 WIB
PM Tunisia Mengundurkan Diri
Diposting oleh : Administrator 

Komhukum (Tunis) - Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali mengundurkan diri setelah gagal meraih kesepakatan dalam pembentukan pemerintahan baru. Jebali berupaya untuk membentuk pemerintahan baru untuk merespons krisis politik setelah terbunuhnya pemimpin oposisi Chokri Belaid.

Sebelumnya, dia mengatakan akan mundur jika partai Islamis Ennahda tidak mendukung rencananya untuk membentuk kabinet teknokrat. Pembunuhan Belaid pada 6 Februari lalu memicu protes massa dan mundurnya pemerintahan koalisi Tunisia.

"Saya bersumpah bahwa jika inisiatif tidak sukses, saya akan mengundurkan dan saya sudah melakukan," Jebali menyatakan dalam sebuah konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden Moncef Marzouki.

Jebali menggambarkan langkahnya sebagai sebuah "kekecewaan besar", dia mengatakan mundur untuk "memenuhi janji terhadap masyarakat." "Rakyat kita kecewa dengan kelompok politisi. Kita harus mengembalikan kepercayaan mereka," kata dia.

Dan dia menambahkan: "Gagalnya inisiatif saya bukan berarti kegagalan Tunisia atau revolusi," pernyataan itu ditujukan kepada kerusuhan yang berlangsung dua lalu yang menggulingkan pemimpin otokratik Zine al-Abidine Ben Ali.

Pengunduran diri Jebali memicu komentar dari pemimpin Ennahda Rached Ghannouchi pada Senin, bahwa seluruh partai yang terlibat untuk membangun koalisi menginginkan perdana menteri untuk bertahan.

Ennahda juga mengindikasikan bahwa masih ada harapan untuk membangun sebuah koalisi yang dapat membawa negara ini melaksanakan pemilu, menurut laporan koresponden diplomat BBC Bridget Kendall.

Ghannouchi diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Moncef Marzouki pada Rabu (20/2) untuk membahas masalah krisis. Tetapi, koresponden BBC melaporkan, kekhawatiran terhadap masalah poltik dan ekonomi dapat memicu protes massa baru dan kekerasan.

Selasa (19/2) lalu, peringkat kredit yang dikeluarkan oleh Standard and Poor's menunjukan penurunan, dan menyebut situasi politik dapat menyebabkan memburuknya fiskal, eksternal dan ekonomi. (K-4/BBC)

0 komentar:

Posting Komentar