About

Information

Minggu, 03 Februari 2013

Nasional ( Korupsi ), Minggu 03 Februari 2013

Minggu, 03 Februari 2013 - 09:29:48 WIB
Konspirasi di Balik Gerakan Tirani, PKS Lakukan Konsolidasi Internal
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Korupsi 


Komhukum (Jakarta) - Adanya ajakan dari pernyataan Anis Matta untuk  semua kader partai dalam melawan gerakan pemberantasan korupsi yang disebutnya sudah bersifat tirani dinilai hal yang Normal.

Wakil Ketua Fraksi PKS Sohibul Iman mengatakan bahwa dugaan konspirasi yang diungkapkan Anis Matta dalam pidatonya merupakan hal yang normal dalam dunia politik. Apalagi, konspirasi yang didengungkan tersebut tidak menuduh seseorang.

“Bahwa sebetulnya di dunia politik (dugaan konspirasi itu) sesuatu yang natural dan sah-sah saja adanya. Tapi yang saya lihat Pak Anis tidak menunjuk siapa pun sehingga menurut saya ini sifatnya netral dan normatif. Karena itu menurut saya ini tentu saja tidak bersifat menuduh orang, jadi positif-positif saja menurut saya,” jelasnya di Jakarta, Minggu (3/02).

Dia juga menggariskan, pengungkapan konspirasi bukanlah menjadi agenda utama karena hal tersebut hanya akan kontraproduktif. Dia menegaskan, saat ini yang penting bukanlah mencari-cari siapa yang berkonspirasi, melainkan konsolidasi internal partai.

“Seperti pidato Pak Anis adalah bagaimana kami melakukan proses konsolidasi internal, evaluasi, dan introspeksi. Kemudian kita membuat langkah-langkah baru ke depan untuk kita bangkit lagi,” tuturnya.

Sohibul juga menyatakan, partainya tetap konsisten mendukung KPK dan pemberantasan korupsi. Hanya dia berharap KPK sebagai lembaga penegak hukum yang memiliki hak istimewa harus hati-hati dalam menerapkannya.

“Catatan kami kepada KPK bahwa hak-hak subjektif ini betul-betul diterapkan dengan kehati-hatian dan kesadaran tentang ruang," ujarnya.

Jika KPK tidak hati-hati dalam menggunakan hak istimewanya, dia mengkhawatirkan akan ada oknum yang menungganginya. Sohibul mengaku sangat memercayai integritas pimpinan KPK sehingga dapat menanggulangi adanya free rider. Kendati demikian, peluang adanya hal tersebut sangat dimungkinkan.

“Bisa saja free rider ini masuk bukan pada pimpinan KPK-nya, tapi di level bawah. Kalau tertunggangi oleh free rider dan dibaca oleh rakyat, wibawa KPK akan jatuh,” tandasnya.

Perlu di ketahui, setelah menyampaikan adanya konspirasi untuk menghancurkan PKS, kemarin Anis Matta melarang pengurus partainya memberikan pernyataan mengenai perkara yang menimpa LHI.

Menurut Anis, PKS menyerahkan urusan publikasi perkara dugaan suap izin impor daging kepada tim pengacara LHI. ”Mohon pengertian teman-teman media tidak lagi menanyakan ini kepada pengurus kecuali ke tim pengacara yang sudah kami bentuk,” kata Anis Matta di Jakarta kemarin.

Wakil Ketua DPR tersebut menegaskan pihaknya kini lebih memfokuskan diri untuk mengurus partainya, terutama menjaga moral kader dan kepercayaan pendukungnya. ”Saya tidak memikirkan itu lagi sekarang, saya mengurus diri saya dulu dan partai untuk berbenah dulu. Fokus saya menjaga moral kader PKS dan kepercayaan umat yang sudah diberikan," bebernya.

Sebelumnya, siang kemarin mantan Sekjen DPP PKS ini memimpin rapat bersama pengurus. Rapat untuk memberikan pengarahan terkait situasi internal partai pascapenahanan LHI.

Seperti diketahui, LHI ditangkap KPK seusai menggelar jumpa pers di Kantor DPP PKS Jakarta pada Rabu malam (30/1). Penangkapan ini terkait dengan operasi tangkap tangan (OTT) tiga tersangka sebelumnya, yakni dua direktur PT. Indoguna, yakni Arya Abdi Effendi (AAE) dan Juard Effendi (JE), serta Ahmad Fathanah (AF).

Mereka ditangkap dalam dugaan suap impor daging sapi. LHI dan Fathanah diduga menerima suap atas kebijakan impor senilai Rp. 1 miliar. Dana tersebut disebut-sebut hanya sebagai komitmen fee dari total dana yang mencapai Rp. 40 miliar. (K-5/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar