About

Information

Kamis, 28 Maret 2013

Amunisi TNI Dari Pindad, Tak Sama Dengan Pelaku Cebongan

Kamis, 28 Maret 2013 - 10:16:47 WIB
Amunisi TNI Dari Pindad, Tak Sama Dengan Pelaku Cebongan
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Jakarta) - Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia, Laksamana Muda Iskandar Sitompul membenarkan jika TNI memesan amunisi pada PT Pindad. Namun amunisi yang dipesan dari perusahaan tersebut berjenis kecil.

"Amunisi kecil semua rata-rata dari Pindad, seperti untuk peluru laras pendek, FN," kata Sitompul kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/03) malam.

Namun, kata Iskandar, tak semua amunisi kecil tersebut dipesan pada perusahaan itu. Sebab, ada jenis peluru tertentu yang tak diproduksi oleh Pindad. Tapi pihaknya juga belum hafal betul apa saja yang diproduksi perusahaan yang bermukim di kota kembang itu. 

Iskandar pun tak mau menyebutkan jika peluru berkaliber 7,62 milimeter yang termasuk dalam amunisi kecil juga mereka pesan dari Pindad. "Saya harus cek dulu," ujarnya.

Dia juga tak mau menjelaskan bahwa Mabes memesan lebih dari 40 ribu butir kaliber 7,62 mm untuk senapan sniper/ runduk seperti yang tercantum pada Rencana Pengadaan Alutsista Melalui Pinjaman Dalam Negeri Tahun 2010-2014. "Kalau itu langsung tanyakan pada Mabes," tandasnya.

Sebelumnya, polisi meyakini temuan proyektil di lokasi penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta adalah proyektil kaliber 6,62 milimeter.

"Sebanyak 31 selongsong dan 19 proyektil yang ditemukan lokasi kejadian menunjukkan ukuran peluru 7,62 milimeter," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Pol Anny Pudjiastuti.

Pihak militer langsung menyatakan peluru yang biasa digunakan di senjata laras panjang itu bukanlah milik TNI. "Setahu saya itu sudah bukan standar TNI lagi," kata Kepala Badan Intelijen Nasional, Marciano Norman di Istana Negara.

Namun dugaaan beberapa kalangan peluru kaliber 7,62 mm biasa digunakan untuk senapan AK-47 buatan Uni Soviet.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Pindad Adik Avianto Sudarsono memastikan pihaknya memasok proyektil dari kaliber 7,62 milimeter untuk TNI. “Saya hanya lihat dari televisi, sulit membuktikan apakah itu buatan Pindad atau bukan,” ujar Adik.

Adik juga mengistilahkan, peluru tidak mungkin 'berangkat' sendirian. Artinya harus dilihat senjata apa yang digunakan. “Kalau senjata laras panjangnya sudah ditemukan, baru ketahuan buatan mana,” ucap Adik.

Pindad dalam memproduksi senjatanya selalu mencatumkan merk “Pindad”, namun tidak bagi proyektilnya. Sehingga tidak sulit untuk membuktikan senjata buatan Pindad, kecuali jika merknya dihilangkan. (K-5/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar