About

Information

Rabu, 06 Maret 2013

Presiden Hugo Chaves Meninggal Karena Kanker

Rabu, 06 Maret 2013 - 10:06:08 WIB
Presiden Hugo Chaves Meninggal Karena Kanker 
Diposting oleh : Administrator 

Komhukum (Caracas) - Presiden Venezuela Hugo Chavez meninggal dunia setelah dua tahun menderita penyakit kanker, kata Wakil Presiden Nicolas Maduri saat mengumumkan dalam pidatonya Selasa (5/03).

Kematian pemimpin sosialis itu mengakhiri kekuasaan selama 14 tahun di negara kaya minyak kawasan Amerika Latin.

Pemimpin flamboyan berusia 58 tahun tersebut sebelumnya telah menjalani empat operasi kanker di Kuba. Operasi yang terakhir dilakukan pada 11 Desember 2011 dan sejak saat itu dia tidak pernah muncul di depan publik. "Ini adalah momen yang sangat menyedihkan," kata Maduro yang ditemani oleh sejumlah menteri senior.

Pada Oktober 2012 lalu, Chavez dengan mudah memenangi pemilu presiden untuk yang keenam kalinya. Kematiannya akan memukul jutaan pendukung yang mengagumi gaya kharismatik, retorika anti Amerika Serikat, dan berbagai kebijakan subsidinya.

Sementara di sisi lain, pengkritik Chavez mengatakan bahwa dia adalah diktator egois yang dengan mudah menuduh musuh politiknya sebagai pengkhianat negara. Kebijakan ekonomi Chavez juga dikritik karena menempatkan model ekonomi statik dengan dukungan pendapatan minyak yang bersifat sementara.

Kematian Chavez juga membuat pemerintah harus mengadakan pemilihan umum dalam waktu 30 hari sejak Selasa (5/03). 

Pemilu tersebut akan menjadi ujian apakah "revolusi" sosialis Chavez dapat bertahan tanpa ketokohannya yang sangat dominan.

Maduro diperkirakan akan maju menjadi salah satu kandidat melawan Henrique Capriles, pemimpin oposisi yang sebelumnya kalah dalam pemilu presiden Oktober lalu.

Salah satu jajak pendapat pada beberapa waktu terakhir memberi keunggulan besar pada Maduro.

Sebelum meninggal, Chavez memilih Maduro sebagai penggantinya.

Namun kematian Chavez juga dapat menjadi pemicu pecahnya koalisi kelompok kiri yang spektrum pemikiran dan kepentingannya sangat luas, dimulai dari intektual kiri radikal, pejabat militer, sampai pebisnis.

Jika Maduro kalah dalam pemilu ke depan, maka perubahan besar akan terjadi di Venezuela. Skenario tersebut juga dapat membuat rusak aliansi dengan sesama negara Amerika Latin yang anggaran tahunannya bergantung pada sumbangan Chavez.

Chavez adalah tokoh utama dalam aliansi "anti-imperialis" global yang semangatnya mencapai Belarus di Eropa dan Iran di Timur Tengah. Dia akan dirindukan oleh negara dengan pemerintah anti Amerika Serikat. (K-5/el)

0 komentar:

Posting Komentar