About

Information

Rabu, 20 Maret 2013

Wartawan Riau dan TNI AU Bahas Nota Perdamaian

Rabu, 20 Maret 2013 - 02:42:29 WIB
Wartawan Riau dan TNI AU Bahas Nota Perdamaian
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 


Komhukum (Pekanbaru) - Kalangan wartawan dari berbagai organisasi di Provinsi Riau dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Pangkalan Udara Roesmin Noerdjadin Pekanbaru menggelar pertemuan untuk membahas nota perdamaian terkait penganiayaan beberapa pewarta beberapa waktu lalu.

Pertemuan antara perwakilan berbagai organisasi wartawan dengan perwira TNI-AU Pangkalan Udara Roesmin Noerdjadin Pekanbaru dilaksanakan di ruang pertemuan Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Riau di Pekanbaru, Selasa (19/03).

Dalam rancangan draf yang disusun oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Riau pada pasal 1 disebutkan, maksud dan tujuan nota kesepahaman ini adalah untuk koordinasi demi terjaminnya keamanan, perlindungan hukum, dan keselamatan para insan pers saat melaksanakan tugas-tugas jurnalistik.

Sementara pada pasal 2 disebutkan ruang lingkup nota kesepahaman meliputi koordinasi di bidang pengamanan hukum dan koordinasi di bidang perlindungan. Selanjutnya yakni peningkatan sumber daya manusia terkait pendidikan dan latihan serta sosialisasi.

"Namun draf nota kesepahaman itu masih perlu diralat untuk kemudian disederhanakan menjadi seperti bentuk piagam namun juga sebuah garansi untuk kenyamanan pers dalam meliput," kata Syahnan Rangkuti selaku Ketua Solidaritas Wartawan untuk Transparansi (Sowat) Riau.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud TNI AU Pekanbaru Mayor Sus Filfadri dalam pertemuan itu mengatakan hubungan antara wartawan dengan TNI haruslah berjalan dengan baik. Terkait nota kesepahaman yang akan dirancang dan disepakati bersama, demikian Filfadri, pihak TNI-AU akan menyerahkannya kepada rekan-rekan pers.

"Satu hal yang paling disorot adalah, antara wartawan dan TNI memiliki tujuan dan visi yang sama. Untuk itu, antara keduanya harus kembali mengikat hubungan yang baik. Kami (TNI) butuh media, dan media saya rasa juga membutuhkan kami," katanya.

Kerenggangan antara wartawan Riau dengan TNI-AU sebelumnya dipicu oleh kekerasan atau tindak penganiayaan yang dilakukan oleh seorang perwira TNI-AU terhadap beberapa jurnalis di Pekanbaru.

Kasus ini bermula ketika adanya peristiwa jatuhnya satu pesawat tempur di sekitar kawasan pemukiman warga di Kota Pekanbaru. Tidak hanya melakukan penganiayaan, beberapa anggota TNI juga sempat merusak sejumlah perangkat kerja jurnalis yang tengah meliput peristiwa itu. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar