About

Information

Senin, 14 Januari 2013

Ekonomi, Senin 14 Januari 2013

Senin, 14 Januari 2013 - 02:45:57 WIB
Impor Sapi Dikurangi, Peternak Bergairah
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis 


Komhukum (Pemalang) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan pengurangan impor sapi bakalan menguntungkan peternak karena harga sapi potong meningkat dan membuat peternak bergairah untuk meningkatkan populasi ternaknya.

"Langkah pemerintah mengurangi impor sapi bakalan sudah tepat dalam rangka menggairahkan usaha ternak sapi di Indonesia sehingga populasi meningkat mencapai angka yang mendukung swasembada daging tahun 2014," katanya saat berkunjung ke Kelompok Tani Ternak "Global Lestari" di Desa Banjaranyar, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Minggu (13/1).

Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi impor sapi bakalan pada 2013 hanya 288.000 ekor yang akan dibagi habis untuk 24 perusahaan penggemukan baik skala besar maupun kecil, padahal pada 2009 total impor sapi bakalan mencapai 765.000 ekor.

Ia menilai populasi sapi Indonesia bisa berkembang karena usaha itu cukup prospektif, terbukti saat ini tumbuh usaha penggemukan sapi yang sejumlah daerah termasuk yang didorong melalui Program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) sejak tahun 2011.

"Kelompok tani kita berikan sapi lalu mereka mengolah kotoran sapi menjadi kompos dan terbukti ada kelompok yang mampu mengembangkan usaha produksi kotoran dan urine sapi menjadi usaha utama sementara penggemukannya menjadi sampingan," katanya.

Ia mencontohkan Kelompok Tani Ternak "Global Lestari" yang dipimpin Jefri (35) mampu meraih pendapatan sehari dari penjualan kotoran dan urine sapi mencapai Rp. 22.000 per ekor, sementara pembelian pakan hanya Rp. 7.000 per ekor.

"Dia juga mampu menggunakan probiotik di pakan hingga pertumbuhan bobot badan sapi mencapai satu kilogram per hari. Pendapatan harian peternak dari jual kotoran dan tabungannya dari penggemukan sapi," ungkapnya.

Mentan mengungkapkan, populasi sapi di daerah-daerah "kantong sapi" mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB dan NTT mengalami pertumbuhan cukup baik, bahkan di Papua, populasi sapi mengalami pertumbuhan di atas tujuh persen. "Populasi cukup, hanya saja sebarannya tidak merata dan demikian juga kebutuhan daging di Jawa lebih tinggi karena jumlah penduduk lebih banyak," katanya.

Karena itu, Mentan mengatakan, saat ini tengah dipikirkan untuk dibangun Rumah Potong Hewan (RPH) di daerah "kantong sapi" seperti NTT, NTB dan Papua, kemudian dagingnya yang akan dikirim ke Pulau Jawa.

Sebelumnya, Mentan juga mengunjungi UPPO di Desa Salit, Kecamatan Kajen, dan Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi Kedua UPPO itu juga mampu meningkatkan populasi sapi sekaligus membuat berbagai pupuk organik baik kompos maupun pupuk cair. Rata-rata harga kompos di UPPO berkisar antara Rp. 600 sampai Rp. 750 per kilogram yang diserap petani setempat. (K-4/EIO)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 02:45:15 WIB
Mekarsari Ajang "Gatheting" Komuniti
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bisnis 


Komhukum (Cileungsi) - Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu ajang tempat menyelenggarakan pertemuan atau "gathering" yang diselenggarakan oleh sejumlah komuniti.

"Hampir dalam seminggu ada kegiatan gathering komunitas yang diselenggarakan di Mekarsari," kata PR Taman Wisata Mekarsari, Putri Ayu Pratami di Cileungsi, Minggu (13/1).

Putri mengatakan, sejumlah komunitas yang pernah menggelar pertemuan atau gathering di Mekarsari seperti komunitas Teropong Bintang, Mercedes Bens, Jet Sky, Rege, Mio dan masih banyak lainnya.

Selain berkumpul, sejumlah komunitas ini membuat acara yang menarik dan unit baik disusun oleh pihak komunitas maupun difasilitasi Mekarsari. Areal taman wisata Mekarsari yang luas menjadi salah satu daya tarik bagi komintas untuk menggelar gathering. 

Selain itu, konsep taman buah, serta wahana yang tersedia, menjadi daya tambahnya. "Sejauh ini, kami optimistis, Mekarsari menjadi pilihan sejumlah komunitas untuk berkumpul dan membuat kegiatan keanggotaan," katanya.

Salah satu komunitas yang sedang melakukan gathering di Mekarsari hari ini datang dari Peugeut 206 Community Jabodetabek dan Bandung. Sebanyak 28 anggota komunitas mobil asal Prancis tersebut berkumpul menggelar sejumlah kegiatan, di antaranya "coaching clinic".

"Coaching clinic ini pemeriksaan mesin-mesin mobil seluruh anggota. Jika ada keluhan akan diketahui, dan dicarikan solusinya," kata Tutuk Arintoko, ketua Peugeut 206 Community.

Peugeut 206 Community terbentuk sejak Juni 2006 dengan jumlah anggota se-Indonesia sebanyak 200 personel. Selain berkumpul, anggota komunitas ini saling bertukar informasi seputar mesin, perawatan dan aksi bakti sosial.

Menurut Tutuk, mobil Peugeut khususnya seri 206 dirancang dengan sistem keamanan internal, di mana kunci mobil tidak bisa diduplikasi secara bebas.

"Kunci mobil dilengkapi chip yang hanya bisa dibuka dengan satu kunci milik kendaraan, tidak bisa diduplikasi. Kalaupun ingin diduplikasi harus ke Peugeut untuk didaftarkan chipnya," katanya. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar