About

Information

Selasa, 08 Januari 2013

Wisata Kuliner

Rahasia Holycow, Cara Memasak Steak Wagyu
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Kuliner



Komhukum (Jakarta) - Hampir semua orang membicarakan restoran ini. Salah seorang pendirinya, Wynda Mardio, membuka sejumlah rahasia kelezatan steak wagyu yang mereka miliki yang ara memasak steak-nya tidak umum. 

Sementara biasanya daging steak dibumbui lalu didiamkan beberapa saat, di Holycow, semua bumbu dilumuri tepat saat daging akan dipanggang. Metode ini membuat cita rasa daging wagyu level lima hingga tujuh tetap terasa. Bahkan, ketika daging masuk panggangan, hanya perlu waktu paling lama 10 menit. 

Waktu 10 menit itu untuk tingkat panggangan paling matang. Wynda juga mengajari stafnya memasak steak tidak perlu sering dibolak-balik. Cukup dua kali bisa membuat daging terpanggang sempurna. Sebagai seorang ibu satu putra, ia tidak mau memanggang dengan arang karena kontaminasinya membuka celah potensi kanker. “Kami pakai gas, jadi yang hamil pun bisa makan steak,” katanya. 

Sejak berdiri pada 2010, Holycow! berhasil memikat pangsa pasar kelas menengah dengan kantong pas-pasan untuk menikmati wagyu. Awal membuka restoran, empat pendirinya memakai teknik media sosial untuk mendapatkan pelanggan. Cara ini terbukti berhasil. Untuk mendapatkan tempat duduk di restoran itu saja perlu waktu satu jam. 

Dalam sehari, restoran ini bisa menjual 50-150 kilogram wagyu. Daging ini menjadi istimewa karena berasal dari sapi hitam asal Jepang yang mendapat perlakuan khusus. Sapi wagyu mendapat pijatan dan pakan teratur yang membuat lemaknya menyebar sempurna. Jadi, tidak mengherankan jika lemak dari potongan daging ini bersulir-sulir putih seperti guratan tekstur marmer. Semakin banyak guratan alias marbled, maka levelnya pun kian tinggi dan mahal. Level tertingginya adalah 12.

Harga steak-nya memang terbilang murah. Untuk jenis potongan sirloin 200 gram seharga Rp. 69 ribu. Di restoran lain, harganya bisa lebih dari Rp. 100 ribu. Yang termahal adalah ribs wagyu, seharga Rp. 250 ribu per piring (1 kilogram). Harga yang murah ini karena mereka menekan biaya operasional, seperti tempatnya di ruko sederhana dan ada kontrak khusus dengan penyuplai daging dari Australia. “Awal kami berdiri bahkan memakai tenda saja di depan ruko,” ujarnya. 

Wynda juga mengakui keuntungan restoran tidak ia ambil banyak. “Kami penekanan pada jumlah barang dagangan,” katanya. Maka, tidak aneh jika media sosial menjadi cara terampuh untuk menggaet konsumen yang ia sebut para Carnivores itu.  

Kembali ke soal memasak steak, Wynda juga tidak ingin merusak cita rasa daging dengan mentega atau minyak goreng biasa. “Kami pakai minyak zaitun jenis extra virgin supaya cita rasanya lebih intens,” ujarnya. Minyak zaitun ini memiliki kekentalan lebih tinggi, tapi tingkat keasamannya sangat rendah, sekitar 0,08 persen.  

Semua cara memasak ini memang membuat daging menjadi terasa alami. Rasa asinnya tidak berlebihan. Ketika saya mencoba sirloin steak dengan kematangan sedang, saat pembukaan cabang baru restoran ini di daerah Sabang, Jakarta Pusat, gulir lemaknya membuat daging empuk. Ada rasa manis juga di dalamnya. Porsi 200 gramnya pun cukup membuat perut kenyang. 

Sebagai side dish, tumis bayam organik menjadi pilihan. Tumisan bawang putihnya merupakan penyebab rasa yang menonjol. Lalu, ada kentang goreng yang gurih dengan ukuran besar dan banyak. Pilihan sausnya, yaitu jamur dan merica hitam, dibuat terpisah dari daging. “Kami memang menyajikannya bergaya western,” kata Wynda. 

Meski membuka sejumlah proses memasak steak mereka, Wynda tentu merahasiakan beberapa bumbu yang dipakai di sana. “Yang jelas, tanpa bumbu instan atau MSG, tapi memakai banyak rempah-rempah,” kata sarjana hukum Universitas Trisakti angkatan 2001 ini. (K-4/Sarah)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Food Hawker yang Bikin Ngiler
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Kuliner 



Komhukum (Singapura) - Bagi kebanyakan wisatawan Indonesia yang berlibur ke negara tetangga seperti Singapura mungkin hanya mengenal mall atau food court untuk memuaskan perut yang lapar. Mungkin hal ini hanya berlaku bagi wisatawan yang berkantong agak tebal alias berduit. 

Tapi bagaimana dengan wisatawan yang berkantong tipis alias budget makan pas-pasan? Jangan kuatir, ada solusinya kok! Walaupun Singapura hanyalah negara pulau berukuran kecil, bukan berarti mencari makanan enak dengan harga murah jadi hal yang sulit. 

Negara Singa ini dibagi dalam beberapa distrik, yang mana setiap distriknya mewajibkan adanya “Food Hawker” alias food court alias pusat jajan. Walaupun berkelas kaki lima, food hawker ini menawarkan suasana dan kelezatan kuliner yang tak kalah dengan restoran bintang lima. 

Masalah kebersihan jangan kuatir, para pedagang makanan di food hawker ini sangat memperhatikan masalah higienis alias selalu menggunakan sarung tangan dalam mengolah produk pangannya.

Namun begitu, bagi anda yang beragama muslim cenderung harus lebih selektif dalam memilih makanan di food hawker. Tidak semua yang dijual di food hawker ini adalah produk Halal. Biasanya para penjual makanan ini menuliskan “No Pork No Lard” berukuran besar di depan kedainya untuk menjelaskan bahwa produk kulinernya halal. 

Produk makanan halal di food hawker juga mudah ditemui, karena banyaknya kedai makanan yang khusus hanya menyajikan makanan halal saja. Biasanya kedai makanan halal ini dikelola oleh warga keturunan India dan Malaysia, ada juga yang dikelola orang Indonesia langsung lho. 

Ya, semuanya ini merupakan konsekuensi dari berbagai keragaman suku yang menghuni negara pulau ini. Pastinya di food hawker anda akan ditawari berbagai makanan/minuman lezat dengan harga  murah. 

Di kisaran harga SGD $ 10 saja kita sudah bisa makan enak dengan porsi yang lumayan gede ditambah minuman menyegarkan. Mau makan di tempat atau dibungkus tidak akan mengurangi kelezatan khas food hawker. Take away or having here? (K-4/Iyo)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Liang Seah yang Menggugah Selera
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Kuliner 



Komhukum (Singapura) - Orang Indonesia berlibur ke Negeri Singa (Singapura) itu biasa, tapi kalau urusan memuaskan lidah, tidak semua orang Indonesia tahu tempatnya. Pepatah demikian seringkali menjadi kenyataan kalau kita kebetulan berlibur ke Singapura. 

Terkadang kalau kita lapar, semua kedai makanan atau restoran yang tampak di depan mata langsung kita datangi. Lain hal bagi wisatawan Indonesia yang serius dengan kuliner dan (kebetulan) sedang 'kelaparan'. 

Sesungguhnya banyak objek wisata kuliner yang agak tersembunyi tapi mudah dijangkau lho! Terletak di sekitar pusat perbelanjaan Bugis, tepatnya di sisi sebelah selatan Bugis Junction ada sepetak jalan yang dipenuhi dengan berbagai penjaja kuliner lezat. 

Jalan yang bernama Liang Seah Street ini panjangnya tidak lebih dari 300 meter saja, tapi di kanan kiri jalan ini bertebaran kedai kuliner yang popular di kalangan orang Indonesia. Sebut saja mau menyantap apa di sini…mulai dari appetizer sampai dengan dessert lezat ada! 

Dengan harga yang affordable (terjangkau) tentunya. Liang Seah Street memang mengkhususkan posisinya sebagai pusat kuliner bagi setiap kalangan wisatawan, khususnya kelas menengah. Jalan ini ramai dikunjungi saat menjelang sore hari sampai tengah malam. 

Mau datang makan siang pun juga tidak masalah, tapi kebanyakan kedai dan restoran di tempat ini memang buka sejak sore hari.  Walaupun saat sore hari mulai banyak mobil (kebanyakan mobil mewah) yang parkir kanan kiri Liang Seah Street, tetap saja selalu ada tempat bagi pengunjung yang ingin mencicipi kuliner di tempat ini. 

Sssttt…harganya terjangkau kok! Berapa? Dengan modal SGD $ 10–20 per orang, kita sudah bisa menikmati makanan enak di tempat ini dengan dessert yang manis nan lezat. Jagoan saya adalah kedai Ji De Chi yang khusus menjual dessert. 

Di tempat ini saya selalu memilih Durian Sagoo Pomelo, yakni pencuci mulut berupa buah durian yang dihidangkan dengan ice cream dan serutan buah jeruk Bali. Seperti apa rasanya? Makanya mampir ke Liang Seah Street dan coba rasakan sendiri serunya wisata kuliner di tempat ini. (K-4/Iyo)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kuliner Pas dengan Kantong Mahasiswa
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Kuliner 



Komhukum (Bandung) - Mie Ayam Baso Wonogiri yang terletak di depan kampus Universitas Pasundan 68 ini sangat ramai dikunjungi terutama oleh mahasiswa, karena selain kabarnya enak, mie ayam baso ini sangat terjangkau bagi kantong para mahasiswa.

Mie Ayam Baso Wonogiri ini mempunyai menu dengan harga berkisar antara Rp. 6.000 sampai dengan Rp. 9.000. Tak heran tidak hanya digemari oleh mahasiswa, tetapi masyarakat umum pun sangat menyukainya.

Mie Ayam Baso Wonogiri Mbak Lastri atau yang sering disapa Mbak-e ini telah berdiri sejak tahun 2007. Dia memilih kawasan Lengkong ini karena sangat strategis dan sangat ramai oleh para mahasiswa.

Mie Ayam Baso Wonogiri yang buka dari pukul 09.00 sampai dengan 21.00 ini semakin hari semakin banyak peminatnya, walaupun tempat duduknya tidak banyak tapi mie ayam baso ini sering dijadikan tempat nongkrong oleh mahasiswa sekitar, dikutif dari PRLM. (K-4/EIO)







----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Restoran Baba Nyonya Tempat Makan Pelancong Melaka
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Kuliner 



Komhukum (Melaka) - Restoran Ole Sayang terkenal sebagai rumah makan Baba Nyonya. Restoran ini berada di sebuah perempatan di kawasan Melaka Tengah.

Letaknya persis di sebuah perempatan di Melaka Tengah. Menurut Abd. Hanif Bin Abd. Halim tourism Officer Malaysia di Melaka, setiap hari para penikmat kuliner memenuhi restoran untuk makan.

Uniknya Restoran Baba Nyonya atau Restoran Ole Sayang tidak sama dengan restoran pada umumnya. Rumah makan kaum peranakan ini layaknya sebuah restoran untuk keluarga karena hanya buka pada jam-jam tertentu.

Restoran Ole Sayang dibuka setiap hari dengan menyesuaikan waktu makan. Restoran ini buka tengah hari sekitar pukul 11.00 sampai pukul 14.00 waktu Kuala Lumpur. Kemudian restoran dibuka lagi pada pukul 18.00 sampai pukul 21.00 waktu setempat.

Macam-macam kuliner atau masakan yang disajikan di restoran Ole Sayang. Namun yang mendominasi tentu saja olahan khas China peranakan. Diantaranya macam-macam kuliner yang disajikan di restoran Baba Nyonya, yang paling spesial adalah ayam pong teh, udang masak lemak nanas, itik tim dan ikan asam.




Olahan spesial lainya Ikan gorang asam dan ikan goreng chili. Di restoran Ole Sayang juga terkenal satu jenis minuman yang paling disukai para pengunjung yaitu cendol dan cendol kacang.

Rombongan wartawan dari Jakarta sampai di restoran Ole Sayang pukul 12.58 waktu setempat, Selasa (18/12). Kami langsung masuk restoran Ole Sayang. Restoran ini hasil kreasi peranakan China dan Melayu. Restoran ini dibuka sejak tahun 1983. Berada di perempatan Melaka Raya di seberang Hotel Time.

Menurut sejarah Kota Melaka, seorang laki tuan saudagar dari China datang ke Melaka kemudian menikah dengan perempuan Melayu, Batak, Bugis dan Jawa. Mereka kemudian melahirkan kaum "Peranakan" di Melaka. Keturunan mereka inilah yang menjadi pengusaha restoran Baba Nyonya. Baba Nyonya di Malaka sudah tidak lagi berbahasa China.



Restoran Baba Nyonya cukup terkenal di seantoro Melaka, Perak dan Johor Bahru bahkan sampai Kuala Lumpur. Seorang pengunjung restoran dari Perak bernama Lee sangat senang dapat mencicipi makanan di restoran Baba Nyonya. "Saya partama kali datang ke restoran Baba Nyonya. Saya dari Perak datang ke sini hanya ingin mencicipi makanan Nyonya," katanya kepada Komhukum.com di restoran Ole Sayang, Melaka, Malaysia.

Lee rela menempuh perjalanan dari Perak selama 6 jam hanya untuk menikmati olahan khas restoran Ole Sayang di Melaka. Lee mengaku sangat menikmati cendol kacang. Cendol itu dibuat dari bahan cendol, gula Malaka (gula kelapa), kacang merah dan sagu dicampur es. Rasanya sangat segar. "Masakannya oke bagus, petai udang, topu, sayur dan daging. Cendolnya sangat enak," ungkap Lee.

Rombongan kami dijamu oleh perwakilan Tourism Malaysia di Melaka. Masakan spesial Ole Sayang dihidangkan kepada tamu dari Jakarta. Kuliner restoran Ole Sayang memang mantap. Ayam pong teh luar biasa enak. Tesktur daging ayamnya empuk dipadu dengan bumbu rendang yang tidak pedas terasa sangat nyaman bagi lidah orang Melayu dan juga Indonesia.



Begitu pula dengan kuliner udang masak lemak nanas. Rasa asam manis dari buah nanas dan gurih santan terasa. Rasa udang menjadi luar biasa enak. Sajian makan yang disodorkan kepada kami pun ludes tanpa ada sisa. Setelah itu juru saji menghidangkan cendol kecang dalam mangkok kecil. Itu pun habis dalam sekejap. Restoran Ole Sayang atau Baba Nyonya memang patut Anda coba bila sekali waktu singgah di kota tua Melaka. (K-4/yan)

0 komentar:

Posting Komentar