About

Information

Sabtu, 12 Januari 2013

Wisata, Sabtu 12 Januari 2013

Sabtu, 12 Januari 2013 - 02:54:59 WIB
"Wonderful Indonesia" Memukau di Pasadena
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Info Wisata 



Komhukum (California) - Indonesia mengulang suksesnya memenangi Piala Presiden AS dalam parade mawar tahunan Tournament of the Roses di kota Pasadena, di Negara Bagian California, Amerika Serikat pada beberapa hari lalu.

Sebelumnya tahun lalu Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai peserta non-komersial yang menggunakan bunga paling efektif dalam rangkaian kendaraan hias. 

Keikutsertaan Indonesia dalam acara ini adalah untuk kali kedua setelah 16 tahun absen, sebelumnya yaitu tampil pada 1996 dan 2012.
ToR 2013 berlangsung di Pasadena, Amerika Serikat pada 1-2 Januari 2013. 

Kali ini mengangkat tema, “Oh, The Places You'll Go” dan merupakan yang ke-124 kali diselenggarakan. Acara ini disaksikan sekitar 450 juta masyarakat internasional dan di AS sendiri disaksikan sebanyak 38 juta penonton. 

Di lokasi acara hadir jutaan penonton yang datang langsung menyaksikan. Kendaraan hias Indonesia menghadirkan tema “Wonderful Indonesia” dengan menampilkan tiga sosok wayang golek dalam kendaraan, yaitu Krisna, Arjuna dan Gatotkaca. 

Mengikuti kendaraan tersebut, berbagai kendaraan berhias stupa dan diiringi gamelan Jawa Tengah memeriahkan iring-iringan. Beberapa delegasi yang berjalan kaki dihiasi kostum cantik dan megah bercirikan pakaian adat Indonesia. 

Dengan senyum manis nan sumringah, mereka berhasil menarik hati warga dan juri yang hadir dalam acara tahun baru itu. Hadir pula dalam iringannya 12 penari dari Solo Batik Carnival sebagai pengiring dengan kostum batik kreatif untuk mengangkat tema creative tourism.

Kendaraannya sendiri terdiri dari main fload berukuran 18 x 35 feet dan satellite fload 16 x 20 feet. Iringannya menempati urutan ke-30 dari 41 float yang akan tampil melintasi ruas jalan 391 South Orange Grove Boulevard, Pasadena-California, AS.

Kendaraan hias Indonesia itu berpawai bersama unit pasukan berkuda, dimeriahkan dengan iringan marching band dalam rute sepanjang 8,85 kilometer mengelilingi kota Pasadena. Delegasi Indonesia sendiri dipimpin Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu. 

Keikutsertaan Indonesia dalam acara megah internasional ini tentunya guna mempromosikan pariwisata Indonesia ke seluruh dunia, terutama masyarakat AS. Amerika Serikat merupakan pasar potensial, di mana tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan dari AS ke Indonesia sebanyak 194.398 wisatawan. 

Lama tinggal wisatawan tersebut rata-rata 10,56 hari dan pengeluaran rata-rata sebesar 1.398 dollar AS per orang per kunjungan. Sedangkan pada 2012, posisi Januari hingga Oktober 2012, jumlah kunjungan wisatawan AS sebanyak 173.798 wisatawan atau naik 9,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebanyak 158.077 wisatawan.

Sementara tahun 2013, dari target 9 juta kunjungan wisman ke Indonesia, sebanyak 210.000 wisatawan di antaranya akan datang dari kawasan AS. (K-4/Sarah)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mengunjungi Bukit Matahari di Nias 
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Info Wisata 



Komhukum (Jakarta) - Desa Bawomataluo ini sudah didaftarkan World Heritage di UNESCO sejak 2009 sebagai warisan budaya dari Indonesia. Desa ini adalah desa adat sekaligus desa budaya yang cukup dikenal di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Untuk mencapai desa ini, diperlukan perjalanan darat selama 3 jam dari Gunung Sitoli menuju pesisir pantai selatan Nias.

Dalam bahasa Nias, Bawomataluo berarti bukit matahari. Dinamakan demikian karena desa ini terletak di ketinggian 400 meter di atas bukit. Di desa yang berhawa sejuk ini kita bisa melihat banyak rumah adat Nias Selatan yang masih terjaga.

Ternyata Desa Bawomataluo adalah ibu kota desa-desa adat yang tersebar di Nias. Konon, desa ini sudah ada sejak zaman megalitikum. Peninggalan zaman itu bisa kita lihat dari sebuah bangunan kuno dan bebatuan besar di salah satu rumah adat Raja Nias yang ada di sini.

Keunikan lainnya, desa ini terlihat seperti sebidang lahan luas yang rata dengan batu, yang dipenuhi deretan rumah-rumah penduduk yang saling berhadapan. Dari tangga masuk desa, kita bisa langsung melihat deretan rumah penduduk. Di antara rumah penduduk itu, rumah Raja Nias terletak di sebelah kiri. Sedangkan deretan rumah adat penduduk dan sebuah balai desa berada di sebelah kanan.

Meskipun telah berusia ratusan tahun, bangunan-bangunan itu masih utuh dan terjaga dengan baik. Bangunan-bangunan itu tidak pernah direnovasi kecuali atap rumah yang diganti dengan seng agar lebih awet.

Wisatawan tidak dipungut biaya untuk masuk ke desa ini. Namun, terlebih dahulu kita harus melapor kepada ketua adat setempat. Dari sana kita akan dijelaskan tentang sejarah desa adat tersebut. Tidak ada larangan khusus saat mengunjungi desa ini, selain meminta izin dan berpakaian sopan. (K-5/Sarah)

0 komentar:

Posting Komentar