Sabtu, 16 Maret 2013 - 15:50:54 WIB
Berselancar di Atas Legenda Sungai Kampar
Diposting Oleh : Administrator
Kategori: Info Wisata
Sungai Kampar atau batang Kampar merupakan sebuah sungai di Indonesia, berhulu di Bukit Barisan sekitar Sumatera Barat dan bermuara di pesisir timur Pulau Sumatera. Sungai ini merupakan pertemuan dua buah sungai yang hampir sama besar, yang disebut dengan Kampar Kanan dan Kampar Kiri.
Pertemuan ini berada pada kawasan Langgam (Kabupaten Pelalawan), dan setelah pertemuan tersebut sungai ini disebut dengan Sungai Kampar sampai ke muaranya di Selat Malaka. Ikon lokasi ini adalah gelombang Bono dan menjadi salah satu tempat berselancar berkelas internasional. Makanya surfer bule pada doyan kemari!
Historikalnya, gelombang Bono adalah fenomena alam berupa gelombang besar yang terjadi akibat pertemuan arus Sungai Kampar dengan arus Laut China Selatan dan arus dari Selat Malaka. Arus yang sangat besar, kuat dan tinggi. Ketinggian gelombangnya bisa mencapai 4-6 meter dan diiringi dengan suara gemuruh yang kencang.
Untuk mencapai Lokasi Bono ini (Sungai Kampar Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan), dari Pekanbaru Ibu Kota Provinsi Riau terlebih dahulu kita menuju Pangkalan kerinci Ibu Kota Kabupaten Pelalawan, perjalanan menuju Pangkalan Kerinci dapat dilakukan melalui jalur darat dengan jarak tempuh sekitar 70 km atau 1,5 jam perjalanan.
Alat transportasi umum yang bisa digunakan adalah Travel atau biasa disebut dengan superben, biaya perjalanan dari Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci sebesar Rp. 20.000. Kemudian dari pangkalan Kerinci untuk menuju Teluk Meranti kita bisa menggunakan mobil rental atau mobil sewaan dengan Tarif Rp. 50.000/orang dan terminal mobil rental ini terdapat di Hotel Meranti Pangkalan Kerinci.
Perjalanan dari Pangkalan Kerinci ke Teluk Meranti dapat ditempuh dengan waktu 4 jam. Selain itu perjalanan juga dapat dilakukan menggunakan sarana transportasi air, dari Pangkalan Kerinci (Pelabuhan di jembatan Pangkalan Kerinci) kita bisa menggunakan speedboat ke desa Teluk Meranti dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 3 jam dengan biaya perjalanan Rp. 150.000.
Bagi peselancar yang bernyali abal-abal lebih baik tidak usah mencoba surfing di tempat ini. Dibutuhkan pengalaman berselancar yang tinggi, ketangkasan dan mental yang besar. Hal ini, karena kondisi air yang mengandung lumpur-lumpur sungai. Akibatnya, papan seluncur akan lebih berat digerakkan dan ditambah gelombangnya yang besar.
Konon waktu paling top untuk berselancar di atas ombak bono adalah bulan November sampai Februari dimana ketinggian ombak bono dapat mencapai 6 m (biasanya hanya 4 m saja). Dibalik semua eksotisme tersebut, ada sisi mistis yang berperan erat di lokasi ini. Jangan lewatkan ritual Bekudo Bono yang sarat nuansa mistis.
Sebelum dilakukan ritual Bekudo Bono terlebih dahulu dilakukakn upacara “semah” yang dilakukan pagi atau siang hari. Upacara dipimpin oleh bomo atau Datuk atau tetua kampung dengan maksud agar pengendara Bono selalu mendapat keselamatan dan terhindar dari kecelakaan. Gimana... sudah siap nyali untuk “menunggangi” ombak Bono yang eksotis ini? (K-4/Iyo)
0 komentar:
Posting Komentar