About

Information

Selasa, 08 Januari 2013

Nasional (Kriminal), Selasa 08 Januari 2013

Selasa, 08 Januari 2013 - 12:06:26 WIB
Puluhan Pelaku Kriminal Ditangkap Polisi Palembang
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Palembang) - Selama kurang lebih satu pekan pada tahun 2013 ini, jajaran Polresta Palembang sudah mampu menangkap 45 tersangka kasus kriminalitas yang biasanya meresahkan masyarakat kota Palembang selama ini.

Puluhan tersangka yang berhasil diringkus tersebut, 10 tersangka diantaranya terpaksa dilumpuhkan petugas dengan tembakan pada kaki karena berusaha untuk melawan dan melarikan diri pada saat penangkapan.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting, Senin (07/01) menyampaikan, ke-45 tersangka merupakan pelaku kejahatan jalanan. Tangkapan ini merupakan tangkapan petugas pada awal tahun 2013.

"Ya ke-45 tersangka merupakan pelaku kejahatan jalanan. Tangkapan ini merupakan tangkapan petugas pada awal tahun 2013," ujar Sabaruddin Ginting, usai gelar tersangka di aula Polresta Palembang.

Ia menjelaskan, ke-45 tersangka yang diamankan merupakan para pelaku curas (pencurian dengan kekerasan), curat (pencurian dengan pemberatan), curanmor (pencurian kendaraan bermotor) dan kasus kriminalitas lainnya.

Lebih lanjut Sabaruddin Ginting menambahkan masih akan terus melakukan pengembangan terhadap kemungkinan para pelaku kriminal lainnya yang kemungkinan masih berkeliaran di Palembang. "Kita harapkan dengan terus melakukan upaya untuk mengurangi angka kejahatan, maka kemanan akan tatap terjaga secara baik," Pungkasnya. (K-4/Adi)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 08 Januari 2013 - 13:31:58 WIB
Polisi Temukan Titik Terang Pelaku Pencabulan RI
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Jakarta) - Kasus dugaan kekerasan seksual yang dialami seorang bocah kelas 5 SD Risa (11) putri bungsu pasangan suami istri L (54) dan A (50), akhirnya menemui titik terang.

Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur menyatakan sudah  mengantongi nama-nama yang diduga menjadi pelaku kekerasan seksual pada RI.

"Dari hasil pemeriksaan sudah mulai mengerucut dan mengarah kepada beberapa tersangka," tegas Kepala Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Polisi Mulyadi Kaharni kepada wartawan, Senin (7/01) malam.

Mulyadi menjelaskan, beberapa nama yang dicurigai tersebut diperoleh dari keterangan 14 saksi yang telah diperiksa polisi hingga Sabtu (5/01) lalu.

Meski demikian, Mulyadi enggan menjelaskan identitas orang yang diduga pelaku kekerasan seksual terhadap bocah malang itu.

"Sejak Jumat sore dan hari Sabtu kami telah memeriksa 14 saksi baik itu di dalam lingkungan keluarganya, bapaknya, ibunya, abang dan kaka iparnya yang ada di rumah tersebut termasuk beberapa tetangga yang di sekitarnya," jelasnya

Hingga kini, beberapa saksi masih menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap kasus ini.

"Kami sekaligus mohon doa restu kepada masyarakat. Mudah-mudahan kami dapat mengungkap kasus tersebut," lanjutnya.

RI adalah puteri bungsu dari enam bersaudara dari pasangan suami istri A (50) dan L (54). Mereka tinggal di lapak pemulung di Cakung, Jakarta Timur.

Sebelumnya diberitakan, kondisi bocah yang duduk di kelas 5 SD itu dua bulan terakhir menurun drastis termasuk mengalami kejang dan penurunan suhu tubuh. Risa  kemudian dibawa ke RS Persahabatan pada Sabtu (29/12), pukul 10.38 WIB dalam kondisi tak sadarkan diri. Ternyata ketika diperiksa badannya panas dan kejang serta dokter juga menyatakan bahwa Risa diduga menjadi korban kekerasan seksual.

"Pas anak saya masuk dan diperiksa, katanya ada yang melakuin. Anak ibu sudah nggak suci lagi, gitu katanya," ujar ibunda RI saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan di RS Persahabatan, Kamis (3/01) siang.

RI meninggal dunia di ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dalam kondisi koma, Minggu (6/01) pukul 06.00 WIB.

Bocah malang kelas 5 SD itu didiagnosis dokter mengalami infeksi pada bagian otak, meski dokter belum menemukan apakah infeksi itu akibat luka pada kemaluannya atau bukan. (K-2/Shilma)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 08 Januari 2013 - 13:39:12 WIB
Tauke Karet Dirampok Empat Kawanan Bersenpi
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Palembang) - Dullah (58) yang merupakan tauke karet di Unit XV Blok F Desa Margamulya, Kecamatan Sinarpeninjau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan, Senin (7/01) dini hari.

Empat kawanan rampok bersenjata api yang melakukan perampokan juga menembak kaki kiri dan kaki kanan Dullah hingga tembus. Dalam aksi tersebut para kawanan rampok berhasil merampas emas 19 suku emas, satu unit HP dan uang tunai Rp. 250 ribu.

Berdasarkan hasil keterangan korban Dullah, Selasa (8/01) tiga perampok yang masuk ke dalam rumahnya semuanya bersenjata api rakitan.

Pada saat di dalam rumah pelaku langsung menyandera puteranya bernama Choirul Yakin (22) dan mengikat kedua tangan Choirul dengan menggunakan lakban. Pelaku juga menodong isteri Dullah bernama Rasni (55) dengan senjata api.

"Selain menyandera, pelaku merampas perhiasan emas 24 karat milik korban dan ada juga perhiasan yang disimpan di dalam kamar berhasil disikat rampok," katanya.

Menurut korban yang juga tauke karet ini mengaku siang sebelum kejadian itu dia baru menimbang karet, selanjutnya mengobrol bersama dengan keluarganya hingga pukul 02.00 WIB malam. Baru satu jam tidur Dullah mendengar suara jendela didongkel disusul dengan suara hantaman yang menjebol teralis.

"Ya kasus perampokan ini sudah ditangani Polsek Sinarpeninjau OKU," kata Dullah.

Dirinya berharap kasus yang telah menimpa dirinya itu segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. (K-2/Adi)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 08 Januari 2013 - 10:53:02 WIB
Ayah RI Menangis Terima Santunan Dari Jokowi
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Jakarta) - Mendengar kasus meninggalnya RI, anak berusia 11 tahun yang diduga mengalami kekerasan seksual, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo Turut berduka cita atas peristiwa tersebut. Ia memberikan santunan kepada keluarga RI.

Joko Widodo (Jokowi) tiba di kediaman RI di Jalan Rawa Bebek, RT 02/RW 01, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, pada pukul 14.00, Senin (7/01).

Meski harus berjalan 100 meter karena gang rumah tidak dapat dilalui mobil, Jokowi tetap tersenyum sambil menyambut sambutan warga setempat yang sangat meriah.

Setibanya di rumah almarhum RR, Jokowi langsung disambut oleh ayah RS, Sunoto dan beberapa kerabat keluarganya. Dengan duduk di atas tikar, Sunoto bercerita mengenai penyakit yang diderita almarhumah sejak beberapa bulan lalu hingga meninggal dunia pada Minggu (6/01).

Selama 30 menit, Jokowi berbincang-bincang dengan keluarga RI. Kemudian sebelum pamit pulang, Jokowi memberi santunan berupa uang tunai dalam amplop coklat kepada Sunoto. Menerima bantuan tersebut, Sunoto menangis terharu bersama beberapa keluarga yang terisak menangis melihat perhatian Gubernur DKI Jakarta.

Sunoto mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Gubernur DKI Jakarta. Dia mengaku dengan kunjungan Jokowi ke rumahnya yang kecil, sudah membuatnya sangat senang. Apalagi ditambah diberikan uang santunan oleh Jokowi langsung.

“Saya senang sekali. Dikunjungi saja sudah sangat senang, apalagi ditambah dikasih santunan sama Pak Gubernur. Tapi saja nggak tahu jumlahnya. Belum lihat,” kata Sunoto.

Dia berharap, pihak kepolisian dapat menangkap pelaku tindakan kekerasan terhadap anaknya.  Sehingga si pelaku tidak lagi mengulangi perbuatannya yang kejam, dan menimbulkanya semakin banyak anak-anak yang menjadi korban seperti RI “Saya ingin pelakunya segera tertangkap,” ujarnya pelan.

Usai kunjungan, Jokowi mengutarakan kasus yang dialami keluarga RI menjadi pembelajaran dan peringatan bagi semua pihak. Khususnya bagi Pemprov DKI, agar tidak hanya memperhatikan persoalan fisik pembangunan saja, tetapi persoalan non fisik pun harus dijadikan prioritas dan diselesaikan satu per satu.


“Masalah di Jakarta sudah sangat kompleks. Semuanya saling kait mengait. Memang di Jakarta bukan hanya masalah fisik saja, tetapi non fisik pun menjadi masalah kita. Kami akan selesaikan satu per satu, tetapi masalah keamanan merupakan masalah yang besar di Jakarta. Itu akan kita prioritaskan,” jelasnya.

Langkah Pemprov untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang lagi, Jokowi menegaskan akan melakukan pembenahan dalam perlindungan anak. Sehingga tidak lagi terjadi kekerasan terhadap anak, baik secara fisik maupun seksual.

“Saya akan berbicara pada jajaran saya, bahwa masalah keamanan bagi anak adalah yang terpenting. Kita akan perbaiki masalah keamanan ini baik di tingkat puskesmas, rumah sakit, kelurahan dan kecamatan. Kita akan menggodok kebijakan terhadap perlindungan anak di jakarta,” tuturnya.

Dan bila diperlukan, lanjutnya, Pemprov DKI akan memberikan bantuan hukum bagi keluarga korban, khusunya keluarga RI. “Kami siap bantu bila diperlukan,” pungkasnya. (K-2/yan)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Polisi Periksa Sejumlah Saksi Kasus Kematian Risa
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Jakarta) - Pihak Polres Jakarta Timur hari ini melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait dugaan kekerasan seksual yang dialami almarhumah Risa Iswanti (11) anak kelas 5 SD.

Menurut keterangan salah seorang saksi yang diperiksa, Yono (35) ia mengaku dijemput lalu dibawa Kepolres untuk dimintai keterangan.

"Kami tadi dijemput dari rumah di Cakung lalu dibawa ke Polres untuk dimintai keterangan," kata Yono kerabat R di Mapolres Jakarta Timur, Jl Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Senin (7/01).

Ia melanjutkan selain dirinya 3 orang lainnya juga dibawa untuk dimintai keterangan antara lain Asri (50) ibu R, Hendra kakak ipar dan Ari kakak kandung R masih diperiksa di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Timur sejak pukul 09.30 WIB sampai saat ini.

"Kami diperiksa di ruangan yang terpisah, sesampainya di Polres Jaktim kami langsung dibawa satu-satu. Saya juga nggak tahu pada di mana ini," lanjutnya.

Seperti diketahui R adalah puteri bungsu dari enam bersaudara pasangan suami istri A (50) dan L (54). Mereka tinggal di lapak pemulung di Cakung, Jakarta Timur.

Sebelumnya, kondisi bocah perempuan itu dua bulan terakhir menurun drastis hingga ia kejang dan mengalami penurunan suhu tubuh.

Risa dibawa ke RS Persahabatan pada hari Sabtu (29/12), pukul 10.38 WIB. Ternyata ketika di periksa badannya panas dan kejang. Korban dibawa ker RS Persahabatan oleh kakak kandung paling besar dan tetangganya.

RI meninggal dunia di ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dalam kondisi koma, Minggu (6/01) pukul 06.00 WIB.

Bocah malang kelas 5 SD itu didiagnosis dokter mengalami infeksi pada bagian otak, meski dokter belum menemukan apakah infeksi itu akibat luka pada kemaluannya atau bukan. (K-2/Shilma)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Simpan Shabu, Tahanan Rutan Ditangkap
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Palembang) - Pihak Rutan Pakjo Palembang menangkap seorang tahanan yang menyimpan tiga paket besar shabu di dalam bantal gulingnya, Minggu (06/01).

Tahanan yang berhasil ditangkap tersebut bernama Mahori alias Mundit (70). Pria yang masih menjalani masa sidang di PN Palembang terkait kasus narkoba.

Kepada petugas Mahori mengaku tidak tahu keberadaan shabu itu dan menolak kalau barang haram itu merupakan miliknya.

"Saya berani sumpah, barang jenis shabu itu bukan milik saya. Bahkan, bantal guling itu juga saya tidak tahu punya siapa," kata pria yang tinggal di kawasan Danau OPI Jakabaring Palembang ini.

Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Pakjo Palembang Tri Purnomo Amd, Senin (7/01) siang mengatakan, terungkapnya tiga paket besar shabu terhadap Mundit bermula saat ada seorang pembesuk yang datang ke Rutan Pakjo Palembang, Sabtu (5/01) siang.

Dikatakannya, petugas rutan mendapati satu paket shabu yang terlipat terselip di tutup botol sampo yang dibawa pembesuk. Keterangan dari si pembesuk, sampo itu pesanan dari seorang tahanan yang bernama Riben. Si pembesuk lalu diizinkan pergi meninggalkan rutan.

"Kecurigaan itu muncul karena selama ini katanya tersangka belum pernah dibesuk oleh siapa pun. Sebab itu, kami mencoba mencari tahu siapa yang telah memesan dibawakan sampo tersebut," kata Tri.

Petugas mendapati keberadaan alat isap shabu di kamar nomor 17, yang ditempati oleh Mundit. Mundit merupakan satu-satunya tahanan yang menghuni kamar tersebut.

"Ia lalu kami pindahkan ke ruang isolasi setelah kami mendapat pirek di kamarnya. Jadi, kamar 17 pun sama sekali tidak ada penghuni saat itu," kata Tri.

Begitu Mundit berada di ruang isolasi, Tri dan teman-teman kembali mengulangi memeriksa kamar 17. Akhirnya, setelah satu per satu barang diperiksa, petugas mendapati tiga paket shabu di dalam sarung bantal guling. Petugas pun meyakini, Munditlah yang telah memesan sampo berselipkan shabu, bukan Riben.

"Dia hanya memanfaatkan nama lain yaitu Riben saat memesan shabu," kata Tri.

Lebih lanjut Tri menyampaikan saat ini Mundit telah diserahkan ke Mapolsekta IB I Palembang untuk diperiksa lebih lanjut. (K-2/Adi)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Demi Biaya Istri Hamil, Dodi Nekat Jual Ganja
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 



Komhukum (Palembang) - Sat Narkoba Polresta Palembang berhasil menangkap Dodi yang merupakan penjual narkoba jenis ganja di kawasan Jalan Cambai Agung Lorong Bambu Kuning  .

Kepada petugas Dodi (28) berdalih melakukan semua itu untuk kebutuhan biaya istrinya melahirkan, sehingga ia nekat berbisnis dengan menjual narkoba jenis daun ganja kering.

Petugas dari satuan narkoba dari Polresta Palembang berhasil mengamankan Dodi dengan barang bukti 11 paket ganja kering seberat 50,10 gram.

"Saya menjual ganja karena istri sedang hamil empat bulan. Tapi istri aku sama sekali tidak tahu aku jualan ganja. Hasil jual ganja untuk istri melahirkan," ujar Dodi, Senin (7/01) pagi di Sat Narkoba Polresta Palembang.

Dodi ditangkap petugas di depan rumahnya kawasan Jalan Cambai Agung Lorong Bambu Kuning Kelurahan Lebak Rejo, Kecamatan Kemuning, Palembang, Jumat (4/01) lalu. (K-2/Adi)

0 komentar:

Posting Komentar