About

Information

Senin, 14 Januari 2013

Nasional ( Kriminal ), Senin 14 Januari 2013

Senin, 14 Januari 2013 - 09:34:05 WIB
Jual Narkoba, Oknum Polisi Ditangkap
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Palembang) - Sat Narkoba Polres Lahat berhasil mengamankan salah satu anggota kepolisian dari Sat Sabhara Polres Lahat Briptu H pada saat menjual narkoba jenis shabu.

Oknum Polisi beinisial H tersebut dibekuk bersama Ririn teman wanitanya pada saat menjajakan narkoba di sebuah pesta orgen tunggal (OT) di Desa Sirah Pulau Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat.

Petugas berhasil  mengamankan enam butir ineks dan langsung dibawa ke Mapolres Lahat untuk dimintai keterangan.

Anggota dari Polres Lahat melakukan penangkapan setelah mendapat informasi dari masyarakat, tentang adanya transaksi narkoba di sebuah acara orgen tunggal. Lokasinya di Desa Tanjung Sirih Kecamatan Pulau Pinang, tempat seorang warga yang sedang melakukan hajatan.

Anggota Sat Narkoba yang dipimpin langsung Kasat Narkoba AKP Abu Dani langsung melakukan penyelidikan. Mereka kemudian mengintai seorang pengunjung pria bernama H bersama Ririn (21) teman wanitanya, yang diduga kuat sebagai pengedar narkoba di acara orgen tunggal tersebut.

Setelah dipancing untuk bertransaksi, kedunya pun langsung diringkus tanpa perlawanan.

Dari tangn H kemudian diamankan enam butir inek warna merah dengan logo min, yang disimpan di saku baju yang dikenakannya. Ia kemudian diketahui sebagai anggota polisi dengan pangkat Briptu, yang bertugas di Sat Sabhara Polres Lahat. Sementera Ririn adalah warga Blok AA Kelurahan Bandar Jaya, dan mengetahui jika teman prianya tersebut menjual narkoba.

Sebelumnya anggota Sat Narkoba Polres Lahat juga berhasil menangkap Ahmad Jaini (39). Ia dibekuk di Cafe Difa, yang terletak di Desa Muaralawai, Kecamatan Merapi Barat. Dari tangannya berhasil diamankan barang bukti satu butir inek warna merah logo min, yang disimpan di dalam saku celana yang dikenakannya.

Kini keduanya ditahan di Polres Lahat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. (K-2/Adi).


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 08:36:29 WIB
Melalui Telepon Seluler, Polisi Ungkap Identitas Dua Mayat
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Madiun) - Petugas Kepolisian Resor (Polres) Madiun berhasil mengungkap identitas mayat laki-laki dan perempuan yang ditemukan warga di kawasan hutan jati Desa Kuwiran, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (13/1).

Kasat Reskrim Polres Madiun AKP Edi Susanto, Senin (14/01) mengatakan dari hasil penyelidikan sementara, dua mayat tersebut adalah Aan dan Nia. Keduanya memiliki hubungan keluarga, yakni bapak dan anak yang merupakan warga Kota Madiun.

"Selain itu, Aan dan Nia ini juga merupakan suami dan anak dari Retno Sugiarti, perempuan yang ditemukan meninggal dalam taksi Bima di rumah kontrakannya Jalan Margobawero, Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun pada Rabu (9/1). Jadi kasus kematian satu keluarga ini masih misteri," ujarnya.

Menurut dia, identitas kedua mayat tersebut diketahui melalui penelusuran panggilan tak terjawab dari telepon seluler yang ditemukan di saku korban laki-laki.

Dari telepon tersebut, polisi bisa menghubungi nomor yang tertera pada panggilan tak terjawab terbaru pada tanggal 9 Januari 2013. Dari komunikasi tersebut polisi bisa terhubung dengan Ibu Senen, warga Jalan Kemuning, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, yang merupakan ibu Aan.

"Kami berhasil melacak melalui telepon seluler korban. Setelah kami temui orang tuanya dan kami tanyai ciri-ciri korban, ternyata cocok," kata Edi.

Semula, polisi menduga dua mayat yang ditemukan pada Minggu (13/01) merupakan pasangan remaja. Polisi kesulitan memperkirakan usia korban karena fisik kedua mayat yang mulai hancur dan membusuk.

Sebelumnya, Retno Sugiarti ditemukan meninggal dunia di dalam taksi bernomor polisi AE-305-CX pada hari Rabu (9/01). Kematian Retno dilaporkan sopir taksi yang membawanya, Khoirul. Menurut Khoirul, Retno bersama suami dan anaknya, Aan dan Nia, semula berangkat dari Madiun pada tanggal 8 Januari 2013 menuju Malang untuk berobat, namun tak bertemu dengan orang yang dituju.

Berdasarkan rekam medis yang ditemukan di dalam tas korban saat itu, Retno mengalami gangguan jantung. Esoknya, tanggal 9 Januari 2013, mereka kembali ke Madiun. Sesampai di Jombang, Retno muntah darah. Perjalanan dilanjutkan sampai di Nganjuk. Menurut Khoirul, sesampai di Nganjuk, suami dan anaknya malah turun dari taksi dan memilih naik motor.

Aan malah meminta Khoirul mengantar Retno sampai Kota Madiun. Setelah sampai di rumah kontrakannya di Kota Madiun, saat dilihat ternyata Retno sudah tak bernyawa. Khoirul memberitahu warga dan dilaporkan ke polisi. Kepolisian Resor Madiun Kota langsung memintai keterangan Khoirul dan membawa jasad Retno ke RSUD dr Soedono, Kota Madiun, untuk diotopsi.

Selang empat hari kemudian, dua mayat laki-laki dan perempuan ditemukan warga di petak 300 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Kuwiran, Badan Kesatuan Pemangkutan Hutan (BKPH) Dungus, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun atau termasuk Desa Kuwiran, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Kedua mayat tersebut ternyata adalah Aan dan Nia.

Hingga kini polisi masih menyelidiki misteri kematian satu keluarga tersebut yang terjadi di dua lokasi, yakni masuk wilayah hukum Polres Madiun Kota dan Polres Madiun. (K-2/yan)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 04:08:49 WIB
Rumah Orangtua RI Dijaga Ketat Polisi
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Jakarta) - Memasuki hari keenam pasca meninggalnya gadis kelas 5 SD, RI (11) yang diduga menjadi korban pemerkosaan, rumah korban di Jalan Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, masih dijaga ketat oleh petugas kepolisi.

Petugas kepolisian dari Polres Jakarta Timur yang berjumlah empat orang berpakaian preman tiap hari tetap menjaga ketat rumah korban.

Menurut Ny Asri (50), ibu korban, bahwa pengamanan di rumahnya oleh pihak kepolisian itu sudah ada sejak satu hari pasca meninggalnya RI, puteri bungsunya akibat dugaan  pemerkosaan yang masih misterius itu.

"Mereka (polisi, red) sudah ada sejak satu hari setelah almarhumah meninggal," ujar Asri  di rumahnya, Sabtu malam (12/01).

Ny Asri yang dua bulan sebelum anaknya meninggal, sempat operasi tumor ganas di dada kiri ini mengaku, adanya penjagaan dari pihak kepolisian itu membuat dirinya dan keluarganya merasa tenang, meski masih diliputi kecemasan lantaran pelaku perbuatan biadab itu belum berhasil diungkap.

"Saya tenang petugas kepolisian menjaga rumah kami. Kami berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum berat," ujarnya sambil menahan sakit.

Penjagaan yang dilakukan ini untuk menjaga keamanan keluarga korban selama proses penyelidikan berlangsung.

Keempat polisi itu terlihat bergerombol di samping rumah korban berukuran 3x7 meter berdinding batako. Salah seorang dari anggota Polri ini adalah Polwan.

Sesekali di antara mereka memantau aktivitas di sekitar kawasan rumah di sebuah gang sempit yang dipadati rumah petak kontrakan bulanan.

Di rumah ini, setelah korban meninggal, kini dihuni Sumi nama samaran (15) Kelas III SMP, kakak korban yang nomor 5 dari 6 bersaudara beserta ayah dan ibunda korban. Rio (20), kakak nomor 4 masih dalam pengamanan Polres Jakarta Timur. (K-2/Shilma)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 02:19:02 WIB
Diduga Ditusuk Istri, Rusdiono Tewas
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Palembang) - Warga Desa Lubuk Raman Kecamatan Rambang Dangku Muaraenim digemparkan dengan pembunuhan sadis terhadap Rusdiono Amat Rasyid (49) dengan luka tusukan di sekujur tubuh.

Rusdiono ditemukan warga dengan luka tusuk sebanyak tiga luka tusukan benda tajam, masing-masing di bagian perut pergelangan tangan, jari dan luka di kepalanya.

Dugaan sementara pelaku pembunuhan sadis tersebut dilakukan oleh Mety Erita (45), yang tidak lain adalah merupakan istri dari korban. Hingga kini belum diketahui motif pembunuhan terhadap Rusdiono yang kesehariannya adalah merupakan petani, meski dugaan sementara pelakunya adalah istrinya sendiri.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari warga setempat, sebelum kejadian pasangan suami istri tersebut terlibat cekcok sehingga pelaku memukulnya dengan benda tumpul hingga mengenai kepala bagian kanan.

Ada dugaan pada saat kejadian korban mencoba melakukan perlawanan, akhirnya pelaku kalap sehingga menusuk dan membacok tubuh korban dengan benda tajam sebanyak tiga kali sehingga mengenai perut, pergelangan tangan dan jari tangan.

Korban diketahui warga secara tidak sengaja yang kebetulan melintas dikebunnya dan melihat korban terkapar bersimbah darah. Melihat Rusdiono terkapar bersimbah darah warga lantas membawanya ke puskesmas setempat, namun karena luka-lukanya cukup parah akhirnya di rujuk ke RS Bunda Prabumulih.

Karena luka yang dialami korban cukup parah dan setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Bunda Prabumulih, korban akhirnya meninggal dunia pada Minggu (13/1).

Terkait peritiwa itu Kapolres Muaraenim AKBP Muhammad Aris, Minggu malam (13/1) membenarkan adanya pembunuhan sadis tersebut. Korban tewas dengan luka benda tumpul di kepala dan luka tusuk di perut, tangan serta jari oleh parang milik pelaku.

Ia menuturkan, korban meninggal meski sempat dirawat berapa hari di rumah sakit Bunda Prabumulih, sumatera selatan. “Memang belum ada pengaduan dari pihak keluarga korban, namun kita sudah turun kelapangan mengumpulkan bukti-bukti dan saksi dilapangan. Untuk motif belum di ketahui sebab pelaku belum tertangkap,” tegasnya. (K-4/Adi)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 02:10:11 WIB
Sepeda Motor Polisi Hilang Digondol Maling
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Banjarmasin) - Satu unit sepeda motor dinas Polri yang diparkir di Asrama Polisi Bina Brata Banjarmasin, hilang digondol maling.

Kepala Kepolisian Sektor Kota Banjarmasin Timur, Kompol Agung Triwidyantoro Sik melalui Kepala Unit Reserse Kriminal, Iptu Nur Rochim di Banjarmasin, mengatakan, kendaraan tersebut hilang saat diparkir di depan Mesjid Amanah Komplek Asrama Polisi tersebut.

Sepeda motor bernomor polisi 321-XIII itu hilang digasak pelaku pada Kamis (10/1), sekitar pukul 20.00 Wita, saat pemakainya (korban) sedang sholat Isya di mesjid tersebut. Atas kejadian itu, korban bernama M. Haikal, PNS Polda Kalsel, melapor ke Polsekta Banjarmasin Timur. "Kita kini tengah mengusut kejadian itu," katanya.

Bukan itu saja, dalam waktu yang bersamaan, Kamis (10/1), sekitar pukul 20.00 Wita, satu unit sepeda motor jenis CBR juga hilang di kawasan Jalan Kuripan Banjarmasin Timur. Kendaraan itu hilang ketika diparkir di area Biliar Meteor, di kawasan Jalan Kuripan, Banjarmasin. (K-4/EIO)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 02:06:14 WIB
Polisi Poso Umumkan 24 Buron Kasus Kekerasan
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Poso) - Kepolisian Resor (Polres) Poso mengumumkan 24 nama buron yang diduga terlibat aksi kekerasan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dalam satu tahun terakhir.

Menurut Kepala Polres Poso AKBP Eko Santoso di Poso, Minggu (13/1) Daftar Pencarian Orang (DPO) tersebut sudah disebar di seluruh Kepolisian Sektor di Kabupaten Poso dan Polres di Sulawesi Tengah. Nama-nama buronan itu juga disebarkan ke masyarakat umum.

Nama-nama buron kasus kekerasan Poso yakni : Mamat, Santoso alias Abu Warda, Alian San alias Pak De alias Komandan, Hendro, Taufik Buraga alias Upik Lawanga, Herman alias David, Fadlun alias Lun, Faris dan Anto.

Selanjutnya ada Sugiatno alias Su alias Abiny Irul, Can alias Fajar alias Muhammad Fuad, Ambo Intan alias Ambo alias Pambo, Ali Sannang alias Papa Kairul, Imron, Azis alias Papa Sifa, Sugir alias Yanto alias Mas Yanto dan Busro alias Dan alias Atif.

Kemudian ada Maskoro alias Daeng Koro alias Abdu Salam alias Sabar, Joko alias Kadir, Samil alias Nunung, Bogar, Hadit, Salahudin alias Jon, dan Ambo. Mulai Jumat (11/1), Polri menggelar Operasi Maleo Aman I di Poso hingga akhir Januari 2013. 

Sebanyak 1.185 anggota Polri dan 170 personel TNI dikerahkan untuk mendukung operasi yang ditujukan untuk mengejar dan menangkap pelaku teror, memberikan penyuluhan hukum, dan bhakti sosial tersebut. (K-4/EIO)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 14 Januari 2013 - 02:01:35 WIB
Polisi Salah Aniaya "Gank Motor"
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal 


Komhukum (Palu) - Sejumlah anggota Polres Palu diduga menganiaya warga yang mereka anggap anggota gerombolan pengendara sepeda motor atau biasa disebut 'gank motor' di Jalan Raden Saleh, Minggu dini hari (13/1).

Camat Mantikulore, Muhammad Sabil, kepada wartawan, mengatakan, sejumlah polisi dari unit Patroli Motor tiba-tiba memukuli warga yang sedang berkerumun di pinggir jalan.

Sabil mengatakan kerumunan warga itu untuk menggalakkan ronda malam karena sehari sebelumnya terdapat penikaman warga setempat oleh anggota gerombolan pengendara sepeda motor. "Namun, tanpa bertanya-tanya dulu, polisi langsung main pukul sehingga mengakibatkan sejumlah orang terluka," katanya.

Bahkan, anak kandung Sabil menjadi salah satu korban karena dipukuli polisi. Ditanya apakah Sabil akan menuntut polisi untuk bertanggungjawab, dia mengaku akan melihat kondisi luka anaknya. "Saya lihat dululah apakah lukanya parah atau tidak," kata Sabil.

Menanggapi itu, Kepala Polres Palu, AKBP Ahmad Ramadhan, minta maaf kepada para korban dan akan bertanggungjawab mengenai hal itu. Polisi saat ini tengah sibuk memberantas aksi gerombolan pesepeda motor yang semakin meresahkan warga. "Mungkin saat itu, petugas menduga kerumunan warga itu dikira gank motor," katanya.

Dalam sepekan terakhir terdapat 10 korban kekerasan gerombolan pengendara sepeda motor di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini. Para korban rata-rata terkena busur panah telah mendapat perawatan medis. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar