About

Information

Rabu, 09 Januari 2013

Nasional ( Umum ), Rabu 09 Januari 2013

Rabu, 09 Januari 2013 - 12:12:18 WIB
Polisi Gendut Dikhawatirkan Kalah Lari Dengan Penjahat
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Pekanbaru) - Sekitar 275 personel polisi yang bertugas di Pekanbaru, Riau, berbadan gendut sehingga dikhawatirkan mempengaruhi kinerja di lapangan, bahkan kalah lari ketika mengejar para penjahat.

"Untuk itu, mereka wajib mengikuti Program Penurunan Berat Badan (PBB) dengan berolahraga di bawah terik matahari untuk membentuk fisik yang ideal," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Hermansyah di Pekanbaru, Rabu (9/01).

Menurutnya, polisi berpostur gendut harus menjalani program tersebut untuk optimalisasi kinerja di lapangan.

"Jangan sampai kalah lari dengan penjahat yang diburunya. Polisi harus gesit dan tangkas agar tugas-tugasnya dapat diselesaikan dengan baik," katanya.

Ia mengatakan, program penurunan berat badan merupakan program Polri yang diberlakukan untuk semua kesatuan yang ada di daerah.

Program itu, kata dia, juga berkelanjutan di mana setiap polisi yang bertugas di daerah-daerah wajib mengikutinya apabila postur tubuh kegendutan.

Ditanya terkait jumlah personel polisi yang mengalami kegendutan di wilayah Polda Riau, Hermansyah mengaku belum melakukan pendataan.

Sejauh ini, kata dia, baru Pekanbaru yang terdeteksi jumlah polisi gendut, yakni mencapai sekitar 275 orang.

"Sementara untuk wilayah kabupaten atau kota lainnya, sejauh ini belum terdata, namun akan segera dilakukan pendataan," katanya.

Hermansyah juga mengatakan, ke depan pihaknya juga bakal mewajibkan seluruh anggota polisi untuk mengatur pola hidupnya agar sehat dan bugar.

"Dengan pola hidup sehat, secara otomatis postur tubuh juga akan turut maksimal, tidak kegendutan," katanya.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol R. Adang Ginanjar mengatakan anggota yang mengikuti PBB terbagi menjadi tiga ketegori, mulai dari berusia di atas 50 tahun namun mempunyai rekam jejak medis kurang baik, kemudian anggota yang berusia 50 tahun dan berbadan sehat.

Kategori lainnya adalah anggota yang berusia di bawah 50 tahun, namun dengan kondisi fisik yang kurang ideal atau gendut, katanya. (K-5/el)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 11:05:33 WIB
Inkonstitusional, Orang Tua Siswa Dukung Pembubaran RSBI
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Banyumas) - Sejumlah orang tua siswa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendukung pembubaran Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) oleh Mahkamah Konstitusi karena dinilai tidak sesuai konstitusi.

"Dengan pembubaran RSBI, warga memiliki derajat dan kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan," kata warga Kecamatan Tambak, Pujo Utomo (45) di Banyumas, Rabu (9/01).

Kendati demikian, dia mengharapkan, pembubaran tersebut tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah bersangkutan.

"Kebetulan anak saya bersekolah di SMA Negeri 1 Banyumas yang berstatus RSBI," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan salah seorang tua siswa RSBI SD Negeri 2 Sokanegara, Purwokerto, Teguh Trisnanto (37).

Dia mengharapkan, kualitas dan fasilitas pendidikan tidak menurun, meskipun status RSBI dibubarkan.

"Dengan demikian, siswa tetap dapat berprestasi. Dalam hal ini, prestasi tetap unggulan, meskipun tidak lagi berstatus RSBI," katanya.

Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi telah memutuskan membatalkan Pasal 50 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur penyelenggaraan RSBI dan sekolah bertaraf internasional.

Sementara di Kabupaten Banyumas terdapat sejumlah sekolah berstatus RSBI, antara lain SMA Negeri 1 Purwokerto, SMA Negeri 2 Purwokerto, SMK Negeri 1 Purwokerto, SMP Negeri 1 Purwokerto, SMP Negeri 2 Purwokerto, SMA Negeri 1 Banyumas, SMA Negeri 1 Ajibarang, dan SD Negeri 2 Sokanegara.(k-5/El)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 05:21:49 WIB
Banjir Bandang Terjang Dua Desa di Pati
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Pati) - Sebanyak dua desa di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (8/1), dilanda banjir bandang yang mengakibatkan sejumlah rumah dan Jalan Pati-Purwodadi terendam air.

Seorang warga Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Pati, Supriyanto, di Pati, mengatakan banjir bandang melanda dua desa tersebut sekitar pukul 17.30 WIB. Dua desa itu adalah Kayen dan Trimulyo. "Banjir terparah terjadi di Desa Trimulyo," katanya.

Bencana itu, karena air hujan dari daerah pegunungan seperti di Desa Slungkep dan Sumbersari tidak bisa terserap ke tanah secara optimal, sehingga langsung turun ke dataran rendah dan mengakibatkan banjir bandang.

Arus lalu lintas sempat terganggu karena ketinggian genangan yang mencapai 40 centimeter. Genangan air di perkampungan mengakibatkan puluhan rumah terendam hingga ketinggian sekitar 30 centimeter.

Pengguna jalan yang nekat melintas dengan kondisi jalan tergenang banjir harus menerima risiko kendaraannya macet. Sejak beberapa tahun terakhir, katanya, wilayah Kayen sering dilanda banjir bandang.

Ia menduga banjir bandang karena banyaknya penebangan pohon di wilayah hutan, sehingga daya serap air hujan semakin berkurang. Selain itu, kata dia, aktivitas penambangan di wilayah Pegunungan Kendeng juga turut menjadi penyebab banjir bandang.

Kondisi tersebut, katanya, diperparah dengan saluran air di sepanjang jalan tidak berfungsi secara normal karena kurangnya perawatan. Pada November 2012, Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, juga dilanda banjir bandang.

Beberapa rumah, masjid, dan sekolah terendam, serta dua jembatan rusak. Ratusan rumah di lima desa di Kayen sempat terjadi bencana serupa pada awal 2012.

Banjir bandang saat itu, karena meluapnya air Sungai Mangin Kanan dan Kiri yang tidak mampu menampung debit air dari kawasan Pegunungan Kendeng. Sebanyak lima desa tersebut, yakni Sumbersari, Slungkep, Kayen, Srikaton, dan Trimulyo. (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 05:18:35 WIB
Bayi Terlahir Prematur di Pesawat, Meninggal
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Makassar) - Bayi perempuan yang lahir di atas pesawat Merpati Nusantara Airlines dengan rute Timika-Makassar pada Minggu 6 Januari, akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Ibu Anak Catherina Booth Jalan Arif Rate, Makassar.

"Keadaan bayi itu waktu datang sudah lemah dengan suhu badannya 34,9 derajat Celcius, sementara suhu yang normal adalah 36-37 derajat Celcius," ujar dokter spesialis anak RS Ibu Anak Catherina Booth, Robert J Taufan SpA di Makassar, Selasa (8/1).

Ia mengatakan, bayi itu meninggal akibat lahir secara prematur dan ketika dibawa ke RS Ibu dan Anak Catherina Booth kondisinya sudah sangat melemah. Dirinya mengaku sudah memberikan pelayanan yang prima dan berusaha maksimal untuk menyelamatkan bayi prematur itu. 

Namun, karena kondisinya yang sudah lemah dari awal, membuat dia tidak bisa bertahan lama. "Bayi itu diantar ke rumah sakit pada hari Minggu (6/1) sekitar pukul 22.30 Wita. Bayi ini rujukan dari Rumah Sakit Umum Daya," katanya.

Diungkapkannya, saat bayi itu tiba di RS Catherina Booth kondisinya lemah, paru-parunya belum bekerja secara normal. Karena berdasarkan penanganan, anak yang lahir prematur harus dipanasi ketika baru lahir dan dihangatkan terus, namun hal ini terlambat dilakukan.

Menurut dokter Robert, sebelum meninggal kondisi bayi itu memang sudah sangat lemah, dan terus mengalami penurunan daya tahan tubuh, meskipun semua tim medis yang merawatnya sudah berupaya keras. "Bayi ini sempat tidak bernapas pukul 19.00 Wita, namun kembali normal lagi. Tapi pada Senin pukul 22.30 Wita akhirnya bayi itu tidak dapat lagi diselamatkan," ucapnya.

Dia menambahkan, kasus bayi yang lahir prematur jumlahnya cukup banyak, namun berbeda-beda juga kondisinya dan idealnya bayi yang lahir prematur harus langsung masuk incubator.

"Bayi yang lahir prematur harusnya ketika lahir selamat harus langsung masuk incubator untuk dipanasi. Sedangkan bayi ini lahir di pesawat, kondisinya dingin biarpun dipakaikan sarung berlapis-lapis tapi mukanya tetap terbuka. Berat bayi waktu lahir 1.800 gram, walaupun tidak normal tapi tetap bagus," katanya. (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 05:16:07 WIB
Duduk Mengangkang "Di-perda-kan" Dipertanyakan ICMI
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Jakarta) - Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof. Nanat Fatah Natsir mempertanyakan masalah larangan duduk mengangkang bagi perempuan yang membonceng sepeda motor akan diatur dalam peraturan daerah.

"Di Aceh adat dan syariah sudah menyatu. Namun, bila adat dan syariah memang perlu diatur dalam perda tentu harus dihargai," kata Nanat Fatah Natsir yang dihubungi di Jakarta, Selasa (8/1). Mantan Rektor UIN Bandung itu mengatakan, pelanggaran terhadap adat hanya akan mendapatkan sanksi sosial. Namun, bila masalah larangan duduk mengangkang diatur dalam perda, tentu pelanggarannya akan mendapat sanksi hukum.

Menurut dia, rencana larangan bagi perempuan duduk mengangkang saat membonceng sepeda motor di Lhokseumawe merupakan bagian dari tradisi di Aceh. "Kalau rencana pelarangan itu untuk mengangkat harkat dan derajat perempuan supaya tidak berlaku seperti laki-laki, tentu hal itu merupakan hal yang bagus dan perlu didukung," tuturnya.

Nanat mengatakan, cara duduk menyamping, bukan mengangkang, bila membonceng sepeda motor sebenarnya tidak hanya terjadi di Aceh. Dia mencontohkan di kampung halamannya, Garut, juga dulu para perempuannya biasa duduk menyamping. "Dulu `kan perempuan biasa pakai rok atau kain panjang sehingga harus duduk menyamping. Kalau sekarang sudah berubah, banyak perempuan yang memakai celana," tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh tengah menyiapkan aturan unik. Dinas Syariat Islam membuat draft berisi himbauan bagi kalangan perempuan untuk tidak duduk mengangkang. "Draf sedang disiapkan oleh Dinas Syariah," kata Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe, Dasni Yuzar, Kamis (3/1).

Dasni mengatakan, draf itu memang baru disiapkan. Mulai Senin. Pengumumannya akan ditempelkan di sejumlah tempat-tempat umum. Sejumlah spanduk dan baliho pun sudah disiapkan. Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma`ruf Amin mendukung adanya perda yang melarang duduk mengangkang bagi perempuan saat dibonceng dengan sepeda motor yang akan diterbitkan Pemerintah Kota Lhokseumawe.

"Saya kira peraturan tersebut bagus, karena perempuan duduk mengangkang di sepeda motor tidak bagus," kata Ma`ruf Amin.  (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 04:16:56 WIB
Petugas Padamkan Si Jago Merah di Pasar Baru
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Jakarta) - Petugas Pemadam Kebakaran akhirnya berhasil memadamkan si jago merah setelah selama kurang lebih empat jam api menghanguskan tiga toko dan tiga rumah toko di kawasan Pertokoan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Api yang mulai berkobar sejak pukul 20 WIB tersebut berhasil dipadamkan sekitar pukul 23.45 WIB, dengan mengerahkan 38 unit mobil pemadam kebakaran.

"Kita menurunkan 38 unit mobil pemadam dari Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Timur," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pemerintah Provinsi DKI jakarta, Paimin Napitupulu di Jakarta, Rabu dini hari (9/1).

Paimin menjelaskan, kebakaran yang terjadi di kawasan Pertokoan Pasar Baru tersebut menghanguskan enam toko. "Ada enam toko yang terbakar, api ditengarai dari lantai dua gedung pertokoan Matahari lama yang relatif kosong," ujar Paimin.

Paimin mengatakan, kebakaran tersebut biasanya disebabkan karena hubungan arus pendek, dan gedung Matahari lama tersebut telah dua kali terbakar. Sebelumnya, kebakaran yang melanda pertokoan Pasar Baru, Jakarta Pusat, merembet ke bekalang Pasar Baru I.

Seorang saksi mata yang berada di lokasi, M. Zacky Nurhuda (58), mengatakan bahwa pertama-tama api berkobar di pertokoan Pasar Baru kira-kira pukul 20.00 WIB, Selasa malam. "Api mulai merembet ke Belakang Pasar Baru I sekitar 30 menit setelah kebakaran di pertokoan Pasar Baru," kata Zacky, di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa malam.

Hingga pukul 22.30 WIB, pemadam masih berjuang untuk memadamkan api yang masih berkobar di Belakang Pasar Baru I, sementara kebakaran yang terjadi di komplek pertokoan sudah berhasil dipadamkan. Gedung pusat perbelanjaan Matahari lama, toko pakaian Trend-In, toko sepatu Sinar Terang, dan tiga ruko yang berada tepat dibelakangnya habis dilalap si jago merah.

Kebakaran tersebut sempat menghambat arus lalu lintas di Jalan Pasar Baru, dan lalu lintas dari arah Harmoni menuju Pasar Baru dialihkan menuju Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 04:11:34 WIB
Pasar Baru Diamuk Si Jago Merah
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Jakarta) - Kebakaran yang melanda pertokoan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa malam (8/1) merembet ke kompleks ruko Belakang Pasar Baru I.

Seorang saksi mata yang berada di lokasi, M. Zacky Nurhuda (58), mengatakan bahwa api pertama-tama berkobar di pertokoan Pasar Baru kira-kira pukul 20.00 WIB. "Api mulai merembet ke Belakang Pasar Baru I sekitar 30 menit setelah kebakaran di pertokoan Pasar Baru," kata Zacky.

Hingga pukul 22.30 WIB, pemadam masih berjuang untuk memadamkan api yang masih berkobar di Belakang Pasar Baru I, sementara kebakaran yang terjadi di kompleks pertokoan sudah berhasil dipadamkan.

Komandan pemadam kebakaran di tempat kejadian masih belum bisa memberikan keterangan karena masih berusaha untuk memadamkan api bersama satuannya. Kurang lebih sekitar 20 mobil pemadam kebakaran didatangkan ke lokasi, dan kebanyakan berada di kompleks pertokoan Pasar Baru.

Pusat perbelanjaan Matahari, toko pakaian Trend-In, toko sepatu Sinar Terang, dilalap si jago merah. Kebakaran tersebut sempat menghambat arus lalu lintas di jalan Pasar Baru, dan lalu lintas dari arah Harmoni menuju Pasar Baru dialihkan menuju Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. (K-4/EIO)





---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 03:38:13 WIB
Tasikmalaya Belum Aman dari Virus H5N1
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Tasikmalaya) - Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, belum dinyatakan aman dari wabah flu burung atau virus H5N1 yang menyerang hewan unggas jenis itik.

"Untuk sementara ini daerah yang sudah terkena wabah flu burung belum dinyatakan aman," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Tasikmalaya, Idik Abdullah, Selasa (8/1).

Ia mengatakan daerah terserang wabah virus flu burung yakni Kecamatan Cisayong dan Sukaratu yang sejak akhir bulan 2012 dilaporkan terdapat 1.200 ekor itik mati.

Berdasarkan hasil uji laboratorium di Bandung, kata Idik, penyebab kematian itik tersebut karena terserang wabah virus flu burung. "Hasil uji lab, kematian itik di Cisayong dan Sukaratu karena flu burung," katanya.

Ia menghimbau kepada peternak itik untuk selalu menjaga kebersihan diri dan kandang itik sebagai upaya mencegah serangan flu burung. Selanjutnya, Idik melarang para peternak menjual itiknya ke luar daerah dan tidak menerima itik dari peternak luar Tasikmalaya. (K-4/EIO)







---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 03:36:58 WIB
Plat Nomor "DI 19" Tucuxi Hanya Aksesoris
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Jakarta) - Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyebut plat nomor "DI 19" pada mobil listrik Tucuxi merupakan aksesoris dan bukan plat nomor resmi dari kepolisian. "Itu bukan plat nomor, itu aksesori karena (saya) belum tahu plat nomornya akan datang dari mana," kata Dahlan dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (8/1).

Dahlan mengatakan aturan terkait mobil listrik berikut plat nomor resmi untuk kendaraan itu belum ada sehingga otoritas yang harus mengeluarkan nomor kendaraan pun belum diketahui.

"Itu seperti Anda nempel di situ nama 'Mick Jagger' atau apa. Kalau plat nomor itu ada tanggal dan nomor polisi," kata Dahlan menjawab pertanyaan sejumlah wartawan. Atas penggunaan "plat nomor" pada mobil ciptaan Danet Suryatama itu, Dahlan menyatakan, "Kalau itu dianggap pelanggaran saya siap terima."

Dahlan mengaku uji coba mobil listrik Tucuxi dari Solo menuju Magetan pada Minggu (6/1) lalu memang pelanggaran, tapi bukan tindakan kejahatan. "...dan bukan untuk gagah-gagahan atau kepuasan pribadi. Ini sebuah uji coba untuk ilmu pengetahuan, saya tidak malu," kata Dahlan. (K-4/EIO)








---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 03:35:57 WIB
Tahun 2013, 100.000 Unit Rumah Akan Dibedah
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Jakarta) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan pada 2013 akan ada 100.000 unit rumah tidak layak huni yang dibedah melalui program bedah kampung.

Kegiatan bedah kampung tersebut akan dilakukan dengan dana bantuan dari dalam maupun luar negeri, lembaga swadaya masyarakat, serta masyarakat.

Mensos, saat menyampaikan refleksi 2012 dan ekspektasi 2013 dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial di Jakarta, Selasa (8/1) mengatakan sekitar 20.000 unit rumah tidak layak huni telah dibedah pada 2012.

Rumah tidak layak huni paling banyak berada di Pulau Jawa karena jumlah penduduk yang tinggi. Meski demikian, program bedah kampung juga dilakukan di luar Pulau Jawa. Kementerian Sosial mendata ada 2,3 juta rumah yang tidak layak huni di seluruh Indonesia.

Namun, kemampuan anggaran Kementerian Sosial setiap tahunnya hanya mampu membedah 15.000 unit rumah. Bedah kampung adalah model pengembangan pemberdayaan fakir miskin melalui rehabilitasi rumah tidak layak huni secara terkonsentrasi di wilayah kampung.

Kegiatan tersebut melibatkan Kementerian Sosial dan pemda setempat, serta dilaksanakan oleh masyarakat dengan pola gotong royong sesuai nilai kearifan lokal. (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 03:32:56 WIB
Atasi Pembalakan Liar dengan Pendekatan Kesejahteraan 
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Cianjur) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan upaya mengatasi pembalakan liar dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan, khususnya bagi masyarakat di sekitar hutan.

"Kalau kita ingin jaga kelestarian (hutan, red) mari kita pikirkan saudara kita yang ada ditempat itu, kita harus pikirkan lantas apa mata pencahariannya, pendapatan dari mana agar dapurnya mengepul sumbernya apa, itu yang menjadi kebijakan kita," kata Presiden saat bersilaturahmi dengan masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pengrango, Kabupaten Cianjur, Jabar, Selasa (8/1).

Kepala Negara menghargai prakarsa institusi atau lembaga yang mencanangkan program pemberdayaan masyarakat di sekitar taman nasional dalam upaya mengembalikan jumlah pepohonan di wilayah tersebut. "Saya juga menginstruksikan pada seluruh gubernur, walikota, bupati, bila dilarang menebang pohon tolong pikirkan kehidupannya," kata Presiden.

Silaturahmi dengan warga masyarakat itu berlangsung di Kampung Sarongge Desa Ciputri, Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, Jabar. Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan berjalan kaki sekitar 2 km melalui jalan setapak yang berupa tanah untuk tiba di lokasi.

Kawasan Sarongge menjadi pilihan karena di kawasan itu sudah digulirkan program adopsi pohon yang telah bergulir sejak 2008 yang melibatkan masyarakat untuk menanam kembali di kawasan hutan yang rusak, gundul dan kritis di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Melalui program adopsi pohon di Sarongge sudah di tanam 23.000 pohon di antaranya jenis Puspa, Mangli, Rasamala dan Suren.

Data dari Kementerian Kehutanan, sebagian kebun sayur yang ada di Taman Nasional sudah pulih kembali menjadi hutan. Dari 155 keluarga tani yang menggarap hutan tersebut kini sudah 51 keluarga yang berhasil dengan alternatif usaha mata pencaharian baru dengan penghasilan yang baik.

Sejumlah 104 keluarga lainnya masih dalam pembinaan untuk dapat mau dan mampu bermata pencaharian baru sebagai sumber pendapatan pengganti. Petani yang merawat hutan mendapat insentif ekonomi yang cukup dengan beternak kambing dan kelici di luar kawasan taman nasional.

Setiap bulan Sarongge memproduksi 1.000 ekor kelinci. Begitu juga dengan kambing dari induk 40 ekor, sekarang sudah mencapai lebih dari 200 ekor. Para petani bekas penggarap lahan taman nasional itu, sekarang sedang mencoba industri rumah tangga untuk memproduksi sabun dengan pewangi sereh, dan juga sebagai pemandu wisata alam.

Selain aktif mendorong pengembangan ekonomi alternatif, program adopsi pohon juga membantu pengembangan infrastruktur, misalnya 60 keluarga di tepi hutan kini mendapat aliran listrik bertenaga surya, meski hanya untuk penerangan. Presiden dan Ibu Negara akan menanam pohon Rasamala dan Ki Hujan sebagai bagian dari keikutsertaan dalam program adopsi pohon ini. (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 03:24:44 WIB
PLTD Direndam Banjir, Kota Taliwang Gelap Gulita
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Mataram) - Banjir akibat hujan lebat yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sumbawa Barat sejak dua hari terakhir menggenangi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) PLN Ranting Taliwang mengakibatkan listrik padam, sehingga Kota Taliwang dan sekitarnya gelap gulita.

Kabag Humas dan Pusat Data Elektronik (PDE) Setda Kabupaten Sumbawa Barat Yahya Soud yang dihubungi dari Mataram, Selasa malam (8/1), mengatakan, sejak pagi PLTD Taliwang terendam banjir mengakibatkan terjadi pemadaman dan hingga kini Kota Taliwang masih gelap gulita.

Selain itu sejumlah ruas jalan masih terendam banjir, sehingga lalu lintas terganggu dan sejumlah permukiman penduduk di Kota Taliwang hingga kini masih terendam air setinggi satu hingga satu setengah meter.

Ia mengatakan, hujan lebat yang melanda sejumlah wilayah di Kota Taliwang (ibukota Kabupaten Sumbawa Barat) sejak Senin (7/1) mengakibatkan Brang (sungai) Rea meluap dan menggenangi permukiman warga di Kota Taliwang, ibu kota Sumbawa Barat.

Di sejumlah titik, seperti di Karang Menala dan Kampung Bugis tinggi air mencapai satu meter dan cukup parah di Kampung Sampir, ketinggian air mencapai satu setengah meter. Namun hingga kini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan akibat bencana alam tersebut.

Banjir juga menggenangi kawasan Kemuter Telu Centre (KTC) atau kompleks kantor Bupati Sumbawa Barat. Ruangan di sejumlah kantor dimasuki air, namun kantor bupati dan kantor Setda setempat yang posisinya lebih tinggi tidak digenangi air.

Kendati hujan masih turun hingga sekarang, banjir sudah mulai surut. Air yang melimpah dari Brang Rea sebagian mengalir ke Lebo (danau) Taliwang, sehingga kondisi di Kota Taliwang tidak terlalu parah seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Yahya, pemerintah telah menetapkan selama 60 hari mulai 3 Januari hingga 3 Maret sebagai banjir nasional, karena menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan lebat merata terjadi di seluruh daerah di Indonesia.

Kendati demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Barat bersama relawan dan anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) terus siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya benjir yang lebih besar.

"Kami menyiagakan sebanyak 100 orang relawan dan Tagana untuk membantu masyarakat jika terjadi banjir yang lebih besar. Kami juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir hebat," terangnya. (K-4/EIO)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 09 Januari 2013 - 03:23:44 WIB
Jokowi Akan Tertibkan PKL di Terminal Blok M
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 



Komhukum (Jakarta) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memerintahkan jajaran terkait untuk bersama-sama menata pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Terminal Blok M Jakarta Selatan.

Jajaran terkait dimaksud meliputi Asisten Sekretaris Daerah Bidang Lingkungan Hidup DKI Jakarta Widyatmoko, Kepala Dinas Usaha Kecil Menengah DKI Jakarta Ratnaningsih, Walikota Jakarta Selatan Anas Effendi, dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono.

"Ini mau menata menertibkan PKL di Blok M," kata Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Terminal Blok M, Selasa (8/1). Menurutnya, kondisi para pedagang di sekitar terminal Blok M yang ada sekarang bisa membahayakan baik pengemudi bus, pejalan kaki dan para pedagang.

"Sudah banyak usul, besok mau dirundingkan terus diputuskan," kata Jokowi. Menurutnya, para pedagang tidak akan dipindahkan terlalu jauh dari tempat semula. Hanya saja, lokasi baru nanti dibuat agar baik pembeli maupun pedagangnya selamat. "Nanti tetap di sini kok lokasinya," kata Jokowi.

Dana untuk relokasi tersebut, menurut Jokowi, bisa datang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2013 atau dari dana Corporate Social Responsibility (CSR). "Nanti kita lihat, bisa dari APBD bisa dari CSR dananya," katanya.

Sementara Kepala Dinas Usaha Kecil Menengah DKI Jakarta Ratnaningsih mengatakan bahwa ada sekitar 300-400 PKL yang akan direlokasi. Dia mengatakan bahwa pedagang tidak keberatan dipindahkan, hanya saja masih bernegosiasi mengenai masalah harga. "Tinggal negosiasi harga saja," katanya.

Jokowi melakukan kunjungan kerja kerja ke Terminal Blok M beserta beberapa kepala dinas dan pejabat terkait. Dia datang pukul 17.39 WIB dan langsung disambut oleh para warga serta pedagang yang ada di sekitar terminal. (K-4/EIO)

0 komentar:

Posting Komentar