About

Information

Rabu, 20 Maret 2013

KLB Tidak Mengangkat, Demokrat Akan Terpuruk

Rabu, 20 Maret 2013 - 12:26:14 WIB
KLB Tidak Mengangkat, Demokrat Akan Terpuruk
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik 


Komhukum (Jakarta) - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dihelat tanggal 30-31 Maret 2013 di Bali, tidak akan berpengaruh pada elektabilitas partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono itu. Karena KLB hanya menuntaskan masalah kepemimpinan di internal partai saja.

"KLB tidak terlalu banyak membantu. KLB hanya ingin meminimalisir tingkat kerusakan PD akibat terlibatnya elit dalam kasus korupsi. Namun tidak untuk angkat elektabilitas," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/3).

Adjie bahkan meyakini KLB tidak akan mampu mengangkat elektabilitas partai. Walau, sejumlah elite partai meyakini kalau dengan adanya ketum yang baru, Demokrat akan bisa berjalan lagi. Termasuk, jika nanti Pramono Edhie Wibowo diangkat menjadi ketua umum.

Adjie mengatakan, dari pihak manapun apakah dari keluarga Cikeas atau dari kubu Anas Urbaningrum tidak akan berpengaruh pada elektabilitas Demokrat. "Itu hanya pembenahan internal. Konflik internal membuat masyarakat antipati. Masyarakat melihat sama saja, siapa yang menang. Tidak banyak membantu siapapun ketum yang jadi," bebernya.

Bagi Adjie, solusi satu-satunya untuk menyelematkan citra Demokrat adalah kinerja pemerintahan SBY-Boediono. 

"Amunisi terakhir PD adalah kinerja pemerintah. Kalau ada program-program kongkret seperti BLT dan diklaim oleh Partai Demokrat, itu bisa. Jadi siapapun yang jadi tidak otomatis membuat suara PD naik. Kecuali kalau SBY bisa memaksimalkan program-program pemerintah," jelas Adjie

Menurut Adjie, kekalahan citra Demokrat juga terlihat dari berbagai Pilkada yang di laksanakan di seluruh Indonesia dan terakhir pasangan Demokrat harus menelan pil pahit dari hasil pilkada NTT. Jagoan yang didukung Partai Demokrat Benny Kabur Harman dan Willem Nope kalah dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Berdasarkan penghitungan cepat Losta Institute, Senin (18/03), pasangan tersebut memperoleh 10,01% suara, menempati urutan paling buncit. Sedangkan, pasangan Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni memenangi pemilukada dalam satu putaran, dengan perolehan 30,73 suara.

Tiga pasangan lainnya, Esthon Foenay-Paul Edmundus Tallo meraih 23,41% suara. Setelah itu, Ibrahim Agustinus Medah-Melkiades Laka Lena mengumpulkan 21,96. Pasangan Christian Rotok-Paul Lyanto meraih 13,90%.

Kekalahan Benny K Harman yang juga politikus Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat merupakan kekalahan kelima. Terhitung sejak Pemilukada DKI Jakarta tahun lalu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menyatakan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama menang.

Jokowi dan Basuki yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperoleh 2.472.130 suara atau 53,82% dalam putaran kedua. Sedangkan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) yang didukung oleh partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono itu, hanya mendapat 2.120.815 suara atau 46,18%.

Kedua, di Pemilukada Sulawesi Selatan. KPU menetapkan pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (Sayang) sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih periode 2013-2018. Jagoan Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut berada di urutan pertama hasil rekapitulasi yakni 2.251.407 suara atau 52,42%. Sementara pasangan yang diusung Demokrat, Dr Ir Ilham Arief Sirajuddin dan Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), berada di urutan dua yakni 1.785.580 suara atau 41,57%.

Ketiga, Dede Yusuf dan Lex Laksamana harus menerima kekalahan di Pemilukada Jawa Barat. Calon gubernur incumbent Ahmad Heryawan yang berpasangan dengan Deddy Mizwar dinyatakan oleh KPU menang satu putaran, dengan perolehan 6.515.313 suara atau 32,39%). Dede Yusuf berada di urutan ketiga (5.077.522 suara), di bawah pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki (5.714.997 suara).

Demokrat tidak menang kembali di Pemilukada Sumatera Utara. Berdasarkan rekapitulasi suara KPU Sumut, Amri Tambunan-RE Nainggolan meraih 594.414 suara atau 12,23%, berada di urutan keempat dari lima pasangan lainnya. Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi (GanTeng) yang didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinyatakan sebagai pemenang.

Bisa saja kekalahan Demokrat bertambah. Di tahun ini, ada dua pemilukada yang tidak boleh dianggap enteng, karena jumlah daftar pemilih tetap sangat besar, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mesin partai harus tetap panas, meski kursi ketua umum masih kosong setelah ditinggal Anas Urbaningrum. (K-2/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar