About

Information

Jumat, 08 Maret 2013

Salah Pembinaan Prajurit, TNI-Polri Lakukan Tindakan Memalukan

Jumat, 08 Maret 2013 - 08:30:25 WIB
Salah Pembinaan Prajurit, TNI-Polri Lakukan Tindakan Memalukan
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Umum 


Komhukum (Jakarta) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menilai ada yang salah dengan pembinaan disiplin dan mental prajurit sehingga sampai terjadi penyerangan oknum anggota TNI terhadap markas Kepolisian Resort Ogan KOmering Ulu (OKU) Sumsel.

"Konflik anggota TNI-Polri telah melanggar tujuan dari reformasi TNI-Polri. Apalagi kejadian seperti ini bukan baru pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang kali," katanya di Jakarta, Jumat (8/03).

Menurut Irman, pasti ada yang salah dengan pembinaan prajurit dari sisi mental, disiplin, dan kepatuhan terhadap visi-misi TNI-Polri.

Irman juga menegaskan, TNI-Polri harus tegas memberikan sanksi kepada anggota yang terlibat penyerangan dan konflik agar kejadian seperti ini ke depan tidak terulang lagi. "Kemudian harus diikuti dengan pembinaan mental yang intensif agar anggota TNI-Polri tetap memegang teguh amanat reformasi TNI-Polri," kata Irman,

Menurut Irman penyerangan oknum anggota TNI ke Polres OKU, Sumatera Selatan, merupakan kejadian yang sangat memalukan. Kejadian tersebut seharusnya tidak terjadi karena bagaimanapun tugas TNI dan Polri adalah memberi rasa aman kepada masyarakat. 

"Konflik tersebut justru akan menjauhkan fokus TNI sebagai alat pertahanan negara dan Polri sebagai alat keamanan masyarakat," urainya.

Irman menjelaskan sebenarnya setelah reformasi TNI-Polri, masyarakat berharap kedua institusi tersebut makin profesional dalam menjalankan tugas. TNI tambah Irman menjadi institusi yang netral, tidak terlibat politik praktis, dan fokus pada pertahanan negara. 

"Tugas TNI adalah menjaga keutuhan wilayah NKRI dari gangguan dan serangan pihak-pihak yang menghancurkan keutuhan NKRI," jelasnya.

Demikian juga sebaliknya, tugas Polri adalah menjadi alat penegak hukum, ketertiban, dan pengayom masyarakat yang profesional

Sementara itu, Fraksi Partai Hanura berpendapat, pemerintah harus mencari format baru yang dapat menyatukan hubungan TNI dan Polri. Menurut Hanura, sejak kedua institusi itu dipisahkan dari wadah ABRI, bentrokan demi bentrokan terus terjadi. 

"Ini berbeda jauh dengan pada masa lalu, saat kedua institusi tersebut masih di dalam satu wadah," kata Sekretaris Fraksi Hanura, Saleh Husin di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.

Saleh menyatakan, fraksinya menyayangkan dan prihatin atas kejadian pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu itu. Menurut dia, percekcokan antara oknum TNI dan Polri selalu terjadi di kalangan prajurit-prajurit muda.

Menurut dia, pemerintah harus segera mencari format baru untuk dapat menyatukan kedua institusi tersebut, terutama di level prajurit. Caranya, misal dengan menggelar olahraga, baksos, nyanyi bersama setiap minggu terutama di level pasukan. "Agar ego korps bisa ditekan," ujarnya.

Saleh mendesak dibentuknya tim pencari fakta dari institusi Polri dan TNI.  Dia berharap tim pencari fakta dapat menemukan akar permasalahan. "Yang salah dihukum sesuai aturan yang berlaku," ucapnya. (K-2/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar