About

Information

Rabu, 20 Maret 2013

Terjerat Kasus Ibas, Elektabilitas Demokrat Menukik Tajam

Rabu, 20 Maret 2013 - 10:37:35 WIB
Terjerat Kasus Ibas, Elektabilitas Demokrat Menukik Tajam
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik 


Komhukum (Jakarta) - Kasus hukum yang menyeret Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas terkait dana USD 200.000 yang diberikan Yulianis di Kongres Demokrat 2010 lalu, berpengaruh besar pada elektabilitas Partai Demokrat. 

Pengakuan Yulianis bahwa dia telah memberikan USD 200.000 ke Ibas, makin membenamkan elektabilitas Partai Demokrat.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melihat kasus yang menimpa Ibas ini, membuat elektabilitas partai ini tidak akan bisa naik. Bahkan, diperkirakan akan makin turun.

"Belum ditambah kasus Ibas saja elektabilitas sudah turun," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/03).

Adjie menjelaskan, kasus yang menyeret mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum saja masih membuat elektabilitas Demokrat turun. Apalagi ditambah kasus hukum yang menyeret Ibas ini.

"Kasus Anas masih berjalan, masih ada proses persidangan, saksi dan lain-lain terkait terlibatnya Anas. Artinya dalam setahun ke depan kasus hukum tetap diangkat media karena menjadi isu menarik. Dengan kasus Anas pun sulit untuk naik karena merusak image. Apalagi kalau akhirnya Ibas dikaitkan," jelas Adjie.

Adjie melihat, terus menerusnya pembertiaan mengenai kasus hukum Ibas ini, bisa mengerus elektabilitas partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono ini. Demokrat, kata Adjie, semakin terpuruk di 2014. 

"Kalau terus bergulir, bukan hanya turun tapi sulit untuk naik bersaing dengan Golkar dan PDI Perjuangan," terang Adjie.

Sebab, masyarakat semakin hilang kepercayaan terhadap Demokrat. Karena sebelum kasus yang menyeret nama putra bungsu Presiden SBY tersebut, publik sudah antipati terhadap Demokrat dengan berbagai kasus korupsi yang menyeret para elitnya. 

"Tapi sejauh mana pengaruhnya tergantung sejauh mana pemberitaan-pemberitaan media massa mengungkap atau menutupi keterangan saksi-saksi yang dihadirkan," katanya.

Sebelumnya, Yulianis menegaskan mantan Sekjen partai berlambang mercy itu memang mendapatkan uang USD 200 ribu namun bukan dari uang proyek pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan serta Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Benar, uang USD 200 ribu kepada Ibas itu terkait kongres (Partai Demokrat) di Bandung. Saya yakin," kata Yulianis kepada wartawan usai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis lalu.

Namun, Yulianis enggan membeberkan lebih lanjut apakah uang itu termasuk dalam uang yang disebut sebut untuk memenangkan Anas Urbaningrum di Kongres Partai Demokrat pada 2010. “Grup Permai tidak pernah mengeluarkan uang buat mengamankan proyek Hambalang,“ tegasnya.

Mantan anak buah Nazarudin itu juga berkeyakinan segala data yang dimilikinya berupa catatan keuangan yang dia simpan dalam komputer pribadi dan komputer jinjingnya sudah disita Komisi Pemberantasan Korupsi. (K-5/Roy)

0 komentar:

Posting Komentar